
Bondowoso, Obor Rakyat – Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bondowoso rapat koordinasi (Rakor)Tim Kewaspadaan Dini Daerah bersama dengan perguruan pencak silat, di Sabha Bina Praja, Senin (17/07/2023).
Rakor tersebut, dihadiri Bupati Bondowoso, Salwa Arifin diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asisten I) Haeriyah Yulianti, Dandim 0822, Letkol Arm Suhendra Chipta, M.Tr. Hanla diwakili Kasi Ops Kapten Arm Edy Mulyono, Kapolres Bondowoso, AKBP Bimo Ariyanto diwakili Kasat Intel, AKP Deky Zulkarnain, Ketua Pengadilan Negeri (PN) diwakili Nugi Nugroho, kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) diwakili Dani, Plt kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Ghozal Rawan, dan ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bondowoso, Sunargi, anggota Tim Kewaspadaan Dini Daerah, serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Plt Kepala Bakesbangpol Bondowoso, memaparkan, Rakor ini digelar dalam rangka memenuhi surat himbauan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, Nomor: 300/5984/209.5/3023, terkait penertiban atau pembongkaran Tugu perguruan silat di daerah.
Tugu-tugu yang berada di fasilitas umum sangat berpotensi mengakibatkan konflik.
Menurutnya, sebagaimana tindak lanjut himbauan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso bersama jajaran Forkompinda dan perguruan pencak silat yang ada di kabupaten ini mewujudkan penandatanganan deklarasi sebagai bentuk komitmen bersama dalam rangka antisipasi dini setiap segala kemungkinan masalah yang muncul di tengah masyarakat.
“Kami berharap kepada Tim Kewaspadaan Dini Daerah di kabupaten Bondowoso ini turut memantau dan mendeteksi segala kemungkinan yang rawan dan mengganggu keamanan di daerah serta menghimbau seluruh perguruan silat segera melaporkan keberadaannya ke Bakesbangpol,” harap Ghozal.
Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024, dimana suatu kontestasi sangat erat kaitannya dengan naiknya suhu politik yang berpotensi menimbulkan sebuah konflik. Kami atas nama Pemkab meminta agar menjalin sinergitas untuk memupuk rasa kebersamaan serta menjunjung sportivitas sehingga pelaksanaan tahun politik di daerah khususnya di Bondowoso berjalan aman, tertib dan lancar.
“Tim Kewaspadaan Dini Daerah bertujuan untuk mendeteksi dini, cegah dini, tangkal dini, atas gejala atau gejolak permasalahan tentang ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang akan timbul di wilayah Kabupaten Bondowoso utamanya menjelang Pemilu serentak tahun 2024,” katanya.
Dalam pertemuan pada hari ini, lanjut dia, kami mohon berkenan bapak Bupati untuk memberikan arahan dan petunjuk guna peningkatan kinerja di masa mendatang.
“Dan kami juga mohon arahan Kapolres Bondowoso, AKBP Bimo Ariyanto, Komandan Kodim 0822, Letkol Arm Suhendra Chipta, M.Tr. Hunla dalam mengantisipasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dalam menyikapi perkembangan situasi dan kondisi di kabupaten saat ini,” tambahnya.
Asisten I Setda Kabupaten Bondowoso yang mewakili Bupati, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya acara ini.
“Semoga melalui acara ini tercipta komitmen dari seluruh pihak yang hadir dalam upaya menciptakan kondusifitas Kabupaten Bondowoso dapat direalisasikan dengan baik,” ucapnya.
Kondusifitas wilyah, sebut Haeriyah, memegang peranan yang sangat penting untuk keberhasilan pembangunan suatu daerah.
Jika kondisi wilayah sudah kondusif maka semua peningkatan kesejahteraan masyarakat akan bisa dilakukan dengan lancar.
“Jikalau kondusifitas nya terjaga, semua akan lancar,” terang Haeriyah Yulianti mantan kepala DPMD Bondowoso itu.
Maksud dikumpulnya para pemimpin perguruan pencak silat wilyah Kabupaten Bondowoso ini, adalah untuk menyatupadukan cara pandang, sikap, dan gerak langkah dalam pelaksanaan Kewaspadaan Dini Daerah sebagai antisipasi Dini terhadap potensi konflik yang salah satu penyebabnya, yakni perkelahian antar kelompok silat dan mengambil daerah yang sempat rusuh karena aksi ini, yang kemudian kita ambil langkah konkrit dengan penandatanganan deklarasi bersama.
“Harapannya dengan situasi dan kondisi di wilayah Kabupaten Bondowoso tetap kondusif, aman, dan nyaman. Sehingga tidak menimbulkan sebuah kejadian-kejadian di masyarakat. Apalagi sebentar lagi akan ada penyelenggaraan Pilpres, Pileg yang akan digelar serentak pada 14 Pebruari 2024,” jelasnya.
Menghadapi pesta Demokrasi, kami meminta kepada semua yang hadir memainkan perannya masing-masing agar tetap menjaga persatuan dan kerukunan bersama dalam mewujudkan Kabupaten Bondowoso yang aman dan kondusif.
“Melalui acara ini semoga membawa manfaat bagi kita semua dan semakin memantapkan Tim Kewaspadaan Dini di Kabupaten Bondowoso, serta bisa melaksanakan isi Deklarasi dengan baik yang telah disepakati,” pintanya.
Di tempat yang sama, Kasat Intel Polres Bondowoso, mengungkapkan, sejauh ini tidak adanya konflik antar perguruan pencak silat di Kabupaten Bondowoso.
Sebelum instruksi pembongkaran Tugu yang berada di fasilitas umum dinilai sangat berpotensi mengakibatkan konflik, namun Kabupaten Bondowoso sendiri telah mengantisipasi hal tersebut sejak lama, yaitu tahun 2021 secara bersama-sama pimpinan perguruan pencak silat se-kabupaten dengan sepakat untuk tidak mendirikan Tugu tersebut.
“Kami apresiasi kepada pendekar pimpinan perguruan pencak silat dengan tidak mengedepankan ego sektoral masing-masing,” sebutnya.
Sementara itu, Kasi Ops Kapten Arm Kapten Arm Edy Mulyono, menegaskan, pencak silat di wilayah lain banyak terjadi pergesekan, tapi Alhamdulillah di Bondowoso tetap kondusif.
Untuk semua perguruan pencak silat di Bondowoso, apabila ada gejolak langsung dilaporkan, karena tidak menutup kemungkinan di semua perguruan silat mengklaim perguruannya paling hebat.
“Jadi dari inilah kita harus mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan agar Bondowoso tetap kondusif,” tegas Kapten Arm Edy Mulyono.
Dikonfirmasi, Sunargi yang disebut-sebut ketua IPSI Bondowoso, menjelaskan , terima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi forum ini, guna meningkatkan sinergitas antar pimpinan perguruan pencak silat se-kabupaten Bondowoso.
“Sejumlah 16 pimpinan perguruan pencak silat dengan stakeholder terkait khususnya Pemkab Bondowoso dengan diselenggarakannya kegiatan ini menunjukkan, bahwa perguruan silat turut diperhatikan,” cetusnya.
Tak hanya itu, ia mengungkapkan, dalam jiwa pendekar ada nilai berbudi luhur. Mengapa demikian karena tidak melanggar aturan, baik agama maupun bernegara.
“Berbudi luhur ini juga tidak ego terhadap ilmu atau kemampuan yang dimilikinya. IPSI bisa menjadi hebat, bisa menjadi kondusif bukan karena ketuanya, namun berkat seluruh anggota khususnya pimpinan perguruan pencak silat wilyah Kabupaten Bondowoso yang mampu mengendalikan perguruannya,” jelas Sunargi.
Ketika ditanya soal kesepakatan untuk tidak mendirikan Tugu?. Memang benar kami telah sepakat dari awal yang selanjutnya pada tahun 2021 dilakukan kesepakatan tidak mendirikan Tugu pencak silat di wilayah Kabupaten Bondowoso. Pencak silat itu tidak memiliki teritorial, bukan seperti pemerintahan maupun aparat yang memiliki wilayah kerja.
“Dengan mendirikan Tugu pencak silat sudah menggambarkan terkotak-kotak dan menggambar wilayah teritorial, sehingga dari awal kami sepakat untuk tidak mendirikan Tugu. Dengan sifanya se-Kabupaten maka juga akan turut menjaga kekondusifan tidak hanya sebatas teritorialnya saja,” tuturnya.
Guna menjalin keharmonisan antar perguruan silat se-kabupaten Bondowoso, pihaknya juga membuat program-program kebersamaan seperti mengadakan arisan setiap bulannya.
Selain itu proyeksi kedepan, harapannya Kabupaten Bondowoso menjadi kabupaten perguruan silat.
“Semoga kiranya pencak silat dapat dimasukkan dalam muatan lokal atau ekskul di sekolah lembaga pendidikan,” tandasnya.
Sekadar diketahui, Tim Kewaspadaan Dini Daerah, tim yang dibentuk oleh kepala daerah. Tujuannya, untuk membantu tugas kepala daerah dalam pelaksanaan Kewaspadaan Dini, Cegah Dini, Tangkal Dini, di daerah atas isu-isu yang berkembang di masyarakat dengan cara mengancam keselamatan bangsa dan negara agar Pemerintah dapat mengambil kebijakan serta keputusan secara cepat dan tepat.(Red)