
Oleh : Ainul Mukorobin
Setiap tahun sebagian warga Manukan Wetan, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya, menggelar bersih desa atau yang dikenal “Tegal Deso” di sebuah pohon Asem yang dibalut kain putih.
Itupun diyakini Ludruk Tulen, karena sebagian persembahan dalam acara itu. Konon pertunjukannya apabila tidak di penuhi maka akan terjadi bencana di warga sekitar.
Pohon yang rindang akan daun serta buah Asem yang subur itu, ada yang menarik. Pasalnya pohon terletak persis di tengah jalan, tepatnya di Jalan Sikatan RT03/RW01, tentunya suatu hal yang berbeda dibanding Punden pada umumnya.
Sebagian warga meyakini pohon tersebut sebagai pohon Kramat yang berusia puluhan tahun. Konon katanya penunggu Anjing sebesar kambing pun sering melakukan penampakan.
Baca juga: Pohon Punden Berusia Puluhan Tahun Tumbang, Timpa Atap Warung di Kota Surabaya
Mbah Wung, julukan penunggu pohon yang berukuran diameter 100 Cm dengan ketinggian 8 meter itu. Dulunya pada era 50 an, bagi warga yang akan mengelar syukuran atau hajatan, mereka terlebih dulu menaruh sesajen.
Cerita warga, dari pincukan sesajen antara lain satu telur ayam mentah, rokok, inangan, bunga, nasi pincuk serta lauk, dipersembahkannya, tak lain sebagai penghormatan kepada leluhur serta meminta restu, berharap akan kelancaran hajatan itu.
Salah satu warga tulen kelahiran 1950, menyebutkan, sesajen tersebut sangat sakral, terbukti ada warga yang mengambil telur tersebut tak lama mengalami hal yang dinalar secara medis tidak terdianogsis. Perutnya sang pengambil itu tiba-tiba membuncit besar.
Bilamana telat waktu atau tidak persembahkan Ludruk untuk menggelar, maka akan timbul musibah seperti banjir, beruntunnya warga yang meninggal, dan angin besar disekitar kampung itu.
Beberapa tahun lalu, pernah saat sedekah bumi yang biasannya warga berbondong-bondong membawa tumpeng dan melalui ritual berlanjut makan bersama, di ganti dengan menggelar orkes Melayu. Di waktu yang sama, seketika hujan turun deras disertai angin kencang dan mengakibatkan banjir.
Selain itu, menurut orang-orang, Ludruk Tulen yang digelar saat tradisi tahunan sedekah bumi itu panggung di wajibkan menghadap ke Punden yang dikabarkan tumbang pada Minggu, 26 November 2023 sekitar pukul 15.00 WIB.
Robohnya pohon yang diyakini Kramat itu mengingatkan akan cerita-cerita yang berkembang mulai dari jaman dulu selalu persembahan Ludruk Tulen, dan pada tahun ini tepatnya Minggu 5 November 2023 sedekah bumi di alihkan dengan Ludruk Milenial
Penulis semakin tertarik mengulas hal hal yang mengarah ke sakralan serta berbau mistik itu, dengan mendatangi kantor Majalah Wahana Mistik tepatnya di Jalan Bibis Tama 1/29 Tandes, Surabaya.
Sayangnya Kantor dimana Majalah yang ngetrend di tahun 80 an itu sudah tutup dan dikabarkan sang pemilik Lilik Herawati telah tutup usia. Robert selaku anak Almarhumah diketahui saat ini menjadi Paranormal.
Tumbangnya sebuah pohon sering kali terjadi bersamaan dengan angin kencang atau puting beliung. Atas alasan ini, biasanya pohon roboh dianggap sebagai bencana yang terjadi secara alamiah, namun mendengar cerita sesepuh kampung, membuat penulis artikel Opini ini penasaran untuk mengulas lebih dalam akan Mitos atau Fakta.
Penulis: Kabiro Surabaya, Media Online Obor Rakyat.