Rumah Kemaslahatan Indonesia Gelar Sekolah Jurnalistik, 20 Peserta Tak Hanya Dari Surabaya

Surabaya, Obor Rakyat - Dalam rangka mencerdaskan generasi Ke Jurnalistikan, Rumah Kemaslahatan Indonesia Gelar Sekolah Jurnalistik. Sekitar 20 peserta ikut dalam giat tersebut.
Jaka Mudjiana, sebagai pembicara materi

Surabaya, Obor Rakyat – Dalam rangka mencerdaskan generasi Ke Jurnalistikan, Rumah Kemaslahatan Indonesia Gelar Sekolah Jurnalistik. Sekitar 20 peserta ikut dalam giat tersebut.

Kegiatan yang digelar satu Bulan dengan tatap muka langsung, diambil pada hari Sabtu dan Minggu saja.

Kali ini, dimulai pada Sabtu 9 Desember 2023, sekitar pukul 19.30 WIB, di aula atas, tepatnya di Jalan Darmo Kali, Wonokromo, Surabaya.

Dalam pertemuan awal, di buka dengan saling mengenalkan diri masing-masing peserta yang ikut dalam Sekolah Jurnalistik tersebut.

Baca juga: Tak Hanya P4GM, Pokja KBM Putat Jaya Surabaya Peduli Bidang Pendidikan

Pembicara materi awal dasar teknis menulis, menghadirkan narasumber mantan Wartawan Senior, Jaka Mudjiana yang dulu ikut membesarkan Koran Surabaya Post di era 84an itu.

“Saya dulu mantan Wartawan Koran legendaris harian sore Surabaya,” ujar mengawali pembuka kepada rekan-rekan yang hadir.

Dalam kajian awal pertemuan dengan teknis menulis tersebut, di paparkan olehnya. Tampak terdengar gamblang penyampaian dengan intonasi ujaran yang lembut.

Baca Juga :  Diduga Gelapkan Mobil Rental, Seorang Pria di Sidoarjo Dilaporkan ke Polisi

“Jadi malam hari ini, saya jelaskan empat karya tulis yang tergolong, yakni Straight News, Soft News, Featured dan In Depth Reporting,” ungkap pria yang identik berpeci hitam itu.

Pihaknya mengingatkan dalam penyajian karya tulis harus didukung bahan yang prima, dan itu menjadi dasar utama dalam kejurnalistikan.

“Kalau tidak di dasari bahan prima, bisa dikatakan miskin penyajian, dan katagori bermutu rendah. Wajib berusaha menghimpun data yang lengkap, minimal tiga orang yang berstatment,” tegas bapak kelahiran 1959 itu.

Ia juga menyampaikan, bahwa kaidah kejurnalisan yang harus berpedoman wajib untuk dijalankan.

“Kalau wawancara harus yang sopan, jangan seperti Polisi, Jaksa atau pengacara, karena jika tidak sopan atau memojokkan narasumber itu bukan Wartawan,” katanya.

Sementara Taufik Hidayat, salah satu peserta yang tertarik mengikuti sekolah Jurnalistik itu bertujuan untuk belajar serta memperdalam ilmu kejurnalistikan.

“Saya mengikuti karena tertarik dengan Media. Kemudian juga sebagian persiapan tugas akhir saya dikampus,” cetus pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berstatus Mahasiswa di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Baca Juga :  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Dewi Sahri Farmindo Tbk

Dalam giat yang kurang lebih dua jam itu, ditutup dengan Rama Tama. Makan bersama sambil diskusi itu tampak ganyang dan saling bergantian bertanya.

Adapun peserta yang kebanyakan masih berstatus pelajar dan mahasiswa itu, datang berbagai daerah, seperti Gresik, Sampang, Sidoarjo, Surabaya dan NTT. (nul)

Baca juga: Rakor Publikasi dan Dukomentasi, Bawaslu Bondowoso Ajak Media Wujudkan Pemilu Demokratis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *