Tak Dijelaskan dari Awal, Nasabah Bank Kecewa Top Up Masuk 17 Kali Cicilan Hilang

Surabaya, Obor Rakyat - Mendapat penjelasan serta menawarkan pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada Nasabah merupakan salah satu SOP Perbankan, namun hal itu, diduga tidak dilakukan oleh Pegawai PT Mandiri Tunas Finance Cabang Gresik, kepada Sigit Adi Prasetyo.
Ilustrasi Perbankan.

Surabaya, Obor Rakyat – Mendapat penjelasan serta menawarkan pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada Nasabah merupakan salah satu SOP Perbankan, namun hal itu, diduga tidak dilakukan oleh Pegawai PT Mandiri Tunas Finance Cabang Gresik, kepada Sigit Adi Prasetyo.

Debitur, yang beralamatkan di Jalan Benowo lV/9, Surabaya tersebut mengungkapkan kekecewaan setelah mengetahui bahwa ke-17 angsuran yang sudah berjalan, dimulai dari Nol setelah tawaran penambahan limit, Top Up dari pihak Bank yang ia terima.

“Saya baru tau, waktu ada Depkolektor datang kerumah. Waktu itu nunggak 3 bulan, soalnya suami berhenti kerja. Dilihatkan list angsuran langsung kaget, saya ingat dan catat sudah angsur 17 kali,” ungkap Lis Setyowati selaku istri debitur, saat ditemui wartawan Obor Rakyat, Jumat (19/7/2024).

Merasa angka cicilan tidak sesuai yang ia bayar, pihaknya mencoba mendatangi kantor Bank yang berada di Jalan R.A. Kartini 150, Sidomoro, Kebomas, Gresik itu, guna menanyakan mutasi Rekening koran atau e-statement.

Baca juga: KPK Panggil Dosen Teknik Perkapalan ITS Surabaya, Terkait Dugaan Korupsi di Kemhan 

“Ternyata dari keterangan karyawan, waktu menerima top up pada 11 Februari 2023, cicilan yang sudah 17 kali angsuran, dimulai dari Nol lagi, lha ini kok gak ada penjelasan waktu itu, tau gitu gak bakalan saya mau di Top Up,” tutur ibu dua anak yang mengakuh bahwa baru pertama kali memiliki hutang di Bank itu.

Diceritakan oleh Lis, Top Up itu bermula dari tawaran pihak Bank yang diketahui Lis bernama Dita selaku Account Officer atau Pegawai Bank setempat. Mendapat tawaran dan butuh modal untuk tambahan usaha kue lantas menghubungi melalui salular.

“Awal jadi Debitur di Bank itu ya buk Dita yang saya kenal, dan nomer HP (Handphone-red) dikasik nama Dita. Nawarkan Top Up Rp 12 juta lewat telpon dan aku disuruh ke Kantor, saat aku di kantor, dilayani Ihsan, ngakunya sudah dapat mandat dari atasan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Arisan Perdana RT 011/01 Pinang Ranti, Teguhkan Soliditas Warga dan Perkuat Kepedulian Lingkungan

Lanjut kata Lis yang awam akan urusan perbankan itu, pihaknya lalu dibawa ke sebelah kantor Bank disodori beberapa lembar kertas untuk ditanda tangani, tanpa ada penjelasan dan terkesan terburu buru.

“Tanda tangan tidak didalam Kantor, aku sama suami dibawah ke luar. Tempat’e tak jauh, sebelahnya Bank, dilantai atas. Pak Ihsan tidak menjelaskan kalau cicilan hangus mulai dari Nol lagi. Gak lama kayak cepat-cepat gitu lho,” tegasnya.

Ditanya terkait pegawai apakah menjelaskan dan membacakan point’ point’ dari yang ditanda tangani, serta pada umumnya Baki Debet ( Setelah Top Up), Tenor, suku bunga, angsuran dan lain lain, ia mengatakan hanya angsuran yang dikatakan.

“Gak ada penjelasan detail, kalau nilai angsuran bertambah iya. Dari itu kecewa, cicilan 17 kali, perbulan 2.975.000,- hilang, susah payah carinya pak, yaAllah,” keluhnya.

Sementara, Sigit selaku suami Lis mencoba mengkonfirmasi Dita yang disebut-sebut awal bermula tawaran Top Up itu, dengan mendatangi Bank. Namun anehnya Dita mengakuh tidak perna menawarkan serta memerintah Ihsan untuk melayaninya.

“Buk Dita malah kaget. Tak tanya nomer ini bukannya nomer pean?. Buk Dita jawab, kalau nomer ini nomernya buk Ivon yang juga karyawan Bank, dan aku disuruh telpon untuk janjian ketemu langsung,” kata Sigit sembari menunjukkan nomer 08222800XXXX.

Berselang hitungan hari, Sigit dan Is (suami istri) ini pun bertemu kepada yang bersangkutan, yakni Ivon serta Iksan dengan didampingi seorang pria yang disebut oleh pegawai selaku atasan.

Menurut Sigit, atasan itu sempat menjelaskan dengan detail serta pemahaman, dan pengertian yang gamblang akan suatu sistem perangkat lunak tentang nasabah perbankan.

“Kalau sama alsaya Enak orangnya, dijelaskan sampai paham, dan menyuruh untuk orang dua (Ivon dan Iksan) segara selesaikan. Sempat ngomong gini, Wes blak blakan ae, ibu Iki mbok kasih berapa juta, masalah e cek beres dan ibuk Iki legowo. Mosok masalah gini ae dari dulu gak mari mari,” teeang Sigit menirukan nada atasan yang terkesan agak geram.

Baca Juga :  Dua Bos Swasta Pengendali CV Wijaya Gemilang, Pemberi Suap ke Kajari Bondowoso Dituntut 2,5 Tahun Penjara 

Ivon dan Iksan, kata Sigit, lantas menawarkan 1 kali cicilan yang akan ditanggung mereka. Menurut saya, inisiatif itu menandakan ada itikad baik untuk membantu.

“Sempat ditawari dibayari 1 kali cicilan, tapi istriku gak mau, dan Ivon hari berikutnya tawari lagi 3 kali dibayari, tetap gak mau saya. Rencana istri Kuasakan kepada pengacara tetangga di kampung mas,” tegasnya.

Sigit pun heran, setelah ada komplainan, pihak pegawai, baru mengirimkan file Perjanjian Kontrak, atau rincian pembiayaan. Menurutnya hal itu semestinya diberikan diawal setelah teken kontrak.

“Aneh, setelah saya dan istri datang waktu lalu, baru rincian dikirim oleh buk Ivon. Umumnya kan sesudah atau sebelum kontrak, jadi biar nasabah mempelajari,” imbuhnya.

Sementara guna keseimbangan dalam pemberitaan, Wartawan mencoba menghubungi nomer salular +62 822-2800-XXXX yang diketahui bernama Ivonne Zera Mutiara, selaku pegawai Bank tersebut.

Dia mengatakan, bahwa tidak mempunyai wewenang untuk memberikan statment. Saran untuk menghubungi customer care dikatakan melalui chat WhatsApp nya.

“Mohon maaf bapak, berkenaan dengan pertanyaan bapak diatas, posisi saya tidak berwenang untuk menjawab atau memberikan konfirmasi atas pertanyaan bapak,” ungkapnya.

Untuk informasi lebih lanjut, sambung Gita, saya menyarankan, menghubungi customer care di kantor cabang terdekat.

Hingga berita ini ditayangkan, Upaya konfirmasi kepada Ihsan pun belum ada tanggapan, meskipun chat centang dua menandakan bahwa pesan terkirim, namun belum ada statment yang diberikan. (nul)

Baca juga: Jatanras Polrestabes Surabaya Ungkap Judi Online “Royal Chip”, Pelaku Perbulan Hasilkan Miliaran Rupiah 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *