
Pengacara: Negara Hukum Ini
Surabaya, Obor Rakyat – Buntut Kematian inisial FP (25) warga Benowo V/10, Pakal, Surabaya, masih menjadi pertanyaan warga, terlebih keluarga yang ditinggal.
Pasalnya, jenazah ditemukan dalam keadaan terlentang di area sawah dengan tubuh penuh tanah liat basah. Tak banyak sebagian warga mengira bahwa ada dugaan indikasi penganiayaan.
Adanya indikasi tersebut, keluarga memilih dan menguasakan kepada pengacara sebagai pendampingan proses Hukum nantinya, dengan berharap bila dugaan itu benar, Polisi dapat menindak siapa dalang dari kematian itu.
Didik Sulaiman S.H didampingi rekan seprofesinya Mohamnad Arif Hidayatulloh S.H, serta perwakilan keluarga mengatakan, kedatangannya di Polsek Pakal tak lain mengawal kasus tersebut, yang membias adanya dugaan penganiayaan yang terjadi pada klainnya hingga meregang nyawa.
Baca juga: Gelorakan Swasembada Pangan, Polisi Serahkan Bibit Tanaman di Tambak Kalisogo Sidoarjo
“Kedatangan kami, melaporkan ke Polsek Pakal. Santer kabarnya Klain kami meninggal karena adanya dugaan pengeroyokan, ini tadi dijelaskan pak Kanit, dugaan akan melakukan percobaan pencurian, namun gagal dan kepergok,” ungkap saat Doorstop kepada Media.
Lanjut Didik, setelah mendengar, Klainnya melakukan percobaan pencurian, ia pun mengatakan, apabila pencurian itu benar, tidak sepatutnya bermain hakim sendiri, karena hukum mengedepankan asas praduga tak bersalah.
“Apapun bentuk tindak pidana yang dilakukan terhadap FP, tidak semestinya diadili sendiri, Negara hukum, mengingat Negara kita, adalah Negara Hukum, jadi hormati hukum, cukup amankan, lalu serahkan ke pihak yang berwajib,” tegas pengacara Asal Surabaya Barat itu.
Didik pun menghormati petugas yang menangani kematian FP, ia menyebut bahwa kedatangan untuk membuat laporan Polisi. Hari ini secara resmi belum dibuatkan, dengan alasan menunggu hasil Autopsi dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Polda Jatim.
“Belum dibuatkan LP, tapi dari kami tetap menghormati SOP Kepolisian, sembari membuat resume, dan mengumpulkan keterangan saksi serta bukti bukti,” jelasnya.
Pengacara yang tergabung Peradi ini, berharap hasil Autopsi dibuat secara sebenar benarnya dan dijabarkan detail penyebab kematian FP, dengan harapan ada keadilan nantinya bila dugaan penganiayaan itu benar.
“Mungkin keadilan tidak memandang miskin dan kaya ya. Jadi kita butuh keadilan dan keluarga juga butuh keadilan, kami sebagai pendamping berharap hasil Visumnya nanti dijelaskan detail dan sesuai realita. Kami akan terus mengawal dugaan ini,” imbuhnya.
Sementara, ditempat yang sama, Mohamnad Arif Hidayatulloh S.H, menambahkan FR saat itu tidak sendirian, melainkan ada nama lain yang ikut andil dalam aksi dugaan tindak pidana percobaan pencurian.
Ia pun menegaskan, akan membuat materi detail untuk membuktikan bila FP kepergok maka siapa yang memergokinya.
“Saya meresume kejadian dari awal sampek bener bener. Si korban ini (FP-red) kepergok siapa se?, kan ada rentetannya mas. Soalnya tadi Pak Kanit bilang, sebelum korbannya meninggal itu ada laporan dari salah satu pihak, bahwa kasus pencurian,” ujar Advokad muda yang masih ada hubungan keluarga dengan Almarhum FP.
Masih ditempat yang sama, Heri (53) warga Benowo Tegal, RT.006 RW.002, Pakal, Surabaya, yang tak lain Paman dari FP, merasa terpukul dengan kejadian tersebut.
Menurutnya, FP yang merupakan anak yatim itu, mati dalam kondisi tidak wajar, bahkan ia menduga, orang yang memergoki awal, dugaan pencurian itu, yakin ada keterkaitan.
“Umpanya FP nyolong temenan, terus kepergok dan di penjara, aku gak bakal ngelindungi, tapi ini kan dibunuh. Kok tega, yang memergoki itu,” katanya sembari mengusap air mata yang tampak berkaca kaca.
Selain anak yatim, lanjut Heri, FP juga merupakan sebagai tulang punggung keluarganya yang menghidupi Ibu serta satu adiknya.
Heri pun tidak menampik, bahwa Ponakannya memang terkadang ikut pergaulan minum-minuman keras dengan teman sebayanya.
“Sa’no mas, ade’e dan ema’e seng ngolekno Duek yo Farid. 3 Hari Farid mati, mbak’e seng pertama nututi mas, kaget paling setelah dikabariya, (kasihan, adik dan ibunya dihidupi nafka dari FR, setelah tiga hari kematian FR, Kakak kandungnya pun ikut menyusul meninggal, mungkin shock indo-red),” tuturnya.
Disinggung dugaan orang awal yang memergoki, Heri pun menggunakan asas hukum praduga tak bersalah.
Ia mengatakan, bahwa banyak menerima informasi dari teman, krabat, hingga 1 rekannya yang diduga ikut andil kemufakatan jahat aksi pencurian gagal itu.
“Pertama iku koncone, Nang omah e Farid ambek gopoh kabe, nginfokno nek Farid ape njukuk Wesi tapi kepergok seng duwe dan digepuki masa. Iki dugaan kan gak popo yo, seng mergoki iku krungue jare Oknum Anggota, (Awal itu temannya kerumah, tampak tergesah gesah, memberi informasi bahwa Farid hendak mengambil besi, tapi kepergok pemiliknya dan dihakimi masa. Kalau dugaan kan tidak masalah ya? Infonya Oknum Anggota, indo red),” cetusnya.
Ia berharap ada titik terang, dan percaya bahwa pengacara yang membantunya saat ini mampu mengawal serta menegakkan hukum bagi rakyat kecil, menurutnya tanpa kawalan pengacara serta viral tipis kemunginan untuk mendapat keadilan.
“Kalau gak pean-pean ngene Iki, sopo Mane mas, Tulung, sakno arwah e juga gak tenang. Aku wong cilik mas, gak viral mosok gerak, aku percoyo pean,” ucapnya.
Guna keseimbangan dalam pemberitaan, Wartawan mencoba mendatangi Polsek Pakal dengan tujuan konfirmasi menemui Kanitreskrim Polsek Pakal, Ipda Bambang Setiawan, sayangnya hingga berita ini ditayangkan belum ada tanggapan darinya, Pintu ruangan Kanit pun sudah diketuk, sebagai upaya menghimpun keterangan.
Tak hanya itu, chat melalui WhatsApp +62 878-5433-XXXX yang diketahui, sebagai nomer pribadinya, juga belum ada tanggapan.
Ditempat terpisah Obor Rakyat mendatangi lokasi dimana tempat kejadian ditemukannya awal FP dalam kondisi sudah terbujur kaku itu, sayangnya beberapa rumah dilokasi yang tidak padat penduduk itu, wartawan tidak menemukan sumber yang bisa dimintai keterangan.
Perlu diketahui, beberapa hari yang lalu, tepatnya 8 Desember 2024, sekitar pukul 20.34 WIB, jalan Raci, Pakal, atau warga sekitar menyebut gang Tower (BTS tiang stasiun pemancar) digegerkan dengan penemuan seorang pria meninggal dunia dalam kondisi tubuh penuh dengan tanah liat di area persawahan.
Jenazah berperawakan kurus tinggi itu, mengunakan celana pendek warga abu-abu gray, dan Sweater Hoodie Hitam, tampak terlepas menutupi bagian perutnya. (nul)
Baca juga: Pelantikan Pimpinan KPK, Presiden Prabowo Berpesan Agar Korupsi Diberantas