
Jakarta, Obor Rakyat – Hari ini, 21 Juni 2025, bangsa Indonesia memperingati 54 tahun wafatnya Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Sang Proklamator yang memimpin bangsa menuju kemerdekaan itu tutup usia pada tanggal 21 Juni 1970, dalam kesunyian, jauh dari gegap gempita yang dulu selalu mengiringi langkah perjuangannya.
Di masa hidupnya, Soekarno adalah sosok yang lantang menyuarakan kemerdekaan, keadilan, dan persatuan bangsa. Namun, pada akhir hayatnya, pekik “Merdeka!” yang dahulu menggema dari bibirnya, tak lagi terdengar.
Ia pergi dalam sunyi, di tengah dinamika politik yang memudarkan posisinya sebagai tokoh sentral bangsa.
Hari ini, banyak masyarakat dan tokoh bangsa mengenang jasa-jasanya dengan menundukkan kepala sejenak, mengirim doa, dan membacakan Surah Al-Fatihah untuk almarhum.
“Ila hadroti an-Nabi Muhammad SAW, wa khususan ila ruh Ir. Soekarno, Al-Fatihah…” begitu kalimat yang ramai dibagikan di berbagai platform media sosial sebagai bentuk penghormatan.
Soekarno, lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901, adalah arsitek utama kemerdekaan Indonesia bersama Mohammad Hatta. Ia mencetuskan Pancasila, memimpin rakyat dengan gagasan besar nasionalisme, marhaenisme, dan anti-imperialisme.
Meski wafatnya diliputi senyap, warisan perjuangannya tetap hidup di setiap jengkal tanah air ini. Nama Soekarno tidak hanya tertulis dalam buku sejarah, tetapi juga terpatri dalam hati rakyat yang mengaguminya.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia tak boleh lupa kepada para pendirinya. Peringatan wafat Soekarno bukan sekadar mengenang, tapi menjadi momen refleksi untuk meneruskan cita-cita luhur beliau: Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. (*)