
Surabaya, Obor Rakyat – Dalam upaya memperkuat pengawasan terhadap peredaran barang ilegal, Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menjalin sinergi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jatim I. Kolaborasi ini dibahas dalam audiensi resmi di Mapolda Jatim, Senin (8/7/2025), yang dihadiri langsung oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si., dan Kakanwil DJBC Jatim I Untung Basuki.
Pertemuan tersebut menegaskan komitmen bersama dalam meningkatkan pengawasan barang ilegal, terutama peredaran narkoba dan rokok tanpa cukai yang masih marak di wilayah Jawa Timur, termasuk Madura, Pasuruan, Sidoarjo, dan Bojonegoro.
Jalur Laut Madura Jadi Titik Rawan Narkoba
Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto menyatakan bahwa penyelundupan narkoba kini tidak hanya lewat jalur darat, tetapi juga melalui laut dan udara. Wilayah Madura disebut sebagai salah satu titik paling rawan dalam distribusi barang haram tersebut.
“Pemetaan distribusi menunjukkan jalur laut, khususnya wilayah Madura, menjadi titik krusial. Pengungkapan kasus narkoba di Masalembu memperkuat fakta bahwa Jatim jadi target utama jaringan peredaran gelap,” ujar Kapolda.
Ia juga menegaskan pentingnya pertukaran data dan komunikasi terbuka antara Polda dan Bea Cukai agar upaya penegakan hukum tetap efektif dan mendukung program prioritas nasional, seperti Asta Cita Presiden.
Terkait maraknya peredaran rokok ilegal, Kapolda Jatim menyoroti pertumbuhan UMKM rokok murah, baik legal maupun ilegal, yang berpotensi mengganggu stabilitas industri nasional.
“Kami tidak hanya melakukan penindakan, tapi juga pembinaan. Pelaku UMKM perlu diarahkan agar memproduksi sesuai aturan,” tegasnya.
Sementara itu, Kakanwil DJBC Jatim I Untung Basuki mengungkapkan bahwa Jawa Timur merupakan penyumbang terbesar penerimaan Bea Cukai secara nasional. Ia juga menyampaikan, kawasan kerja DJBC Jatim I mencakup dua zona besar—barat dan selatan—dengan tujuh kantor operasional.
“Rokok ilegal di Madura, serta pelanggaran tembakau ilegal di Pasuruan, Sidoarjo, dan Bojonegoro menjadi perhatian utama kami,” kata Untung.
Ia berharap sinergi yang terjalin dapat meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi daerah.
Ekspor Tembakau ke Filipina Jadi Potensi Baru
Menutup pertemuan, Untung Basuki menekankan pentingnya mengelola potensi ekspor tembakau ke Filipina secara tepat. Menurutnya, jika diatur dengan baik, potensi tersebut dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi legal yang signifikan. (*)