Menariknya, di Sebuah Warung Makan
Bondowoso, Obor Rakyat – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Fathur Rozi, menggelar pertemuan dengan para pendamping desa dan kepala desa (Kades) se-Kecamatan Cermee, pada Selasa (22/7/2025).
Menariknya, pertemuan tersebut tidak dilaksanakan di kantor kecamatan sebagaimana biasanya, melainkan di sebuah warung makan, yakni Warung Ayam Geprek Mbok Sri, yang berlokasi di wilayah Cermee.
Kondisi ini pun menuai pertanyaan dari sejumlah warga setempat yang mempertanyakan alasan pemilihan tempat yang dinilai tidak lazim untuk forum resmi pemerintahan.
Mengapa digelar di warung?
Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Bondowoso, dr. Mohammad Imron, yang turut hadir dalam agenda tersebut menjelaskan, bahwa semula kegiatan direncanakan digelar di Pendopo Kecamatan Cermee. Namun, karena suhu ruangan yang cukup panas dan kurang nyaman, akhirnya lokasi dipindahkan ke warung makan yang dinilai lebih representatif dan memiliki ruang pertemuan.
“Itu silaturahmi dan perkenalan dengan semua kepala desa. Awalnya di pendopo, tapi karena panas lalu digeser ke tempat tersebut. Di situ ada aula atau ruang pertemuan yang layak,” terang Imron saat dikonfirmasi.
Lebih lanjut, Imron menjelaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan bagian dari kegiatan pembinaan dan monitoring terhadap pelaksanaan program-program di desa. Beberapa poin yang dibahas meliputi pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD), Dana Desa (DD), serta pengelolaan aset desa, terutama tanah kas desa.
Sekda Bondowoso, Fathur Rozi, membenarkan hal tersebut. Ia menegaskan bahwa kunjungannya bersama jajaran merupakan bentuk silaturahmi sekaligus evaluasi terhadap pelayanan publik dan pelaksanaan pembangunan di wilayah Kecamatan Cermee.
“Silaturahim dengan camat, kepala desa, serta check and recheck pelaksanaan pelayanan dan pembangunan di Kecamatan Cermee,” ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut, Sekda didampingi langsung oleh Asisten I Setda Bondowoso, dr. Mohammad Imron, serta Camat Cermee, Dwi Purnomo, seluruh Kades Kecamatan Cermee dan Pendamping Lokal Desa (PLD), serta Pendamping Desa Teknis Infratruktur (PDTI), juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Meski sempat menimbulkan tanda tanya dari masyarakat karena lokasi pertemuan yang tidak lazim, pihak pemerintah menegaskan bahwa kegiatan tersebut tetap dilaksanakan secara resmi dan memiliki tujuan strategis dalam rangka penguatan koordinasi serta pengawasan pembangunan desa. (*)