
Bondowoso, Obor Rakyat – Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab) ke-25 Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur resmi dibuka di Kabupaten Bondowoso, Rabu (30/7/2025).
Ratusan kader dari berbagai daerah di Jawa Timur (Jatim) menghadiri pembukaan, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap masa depan organisasi mahasiswa Islam terbesar di provinsi ini.
Acara dibuka langsung oleh Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid. Dalam sambutannya, ia mendorong kader PMII untuk terus menjaga idealisme dan berkontribusi aktif terhadap kemajuan bangsa.
“PMII harus menjadi organisasi yang senantiasa memberi solusi, tidak sekadar menjadi penonton perubahan. Jadilah motor penggerak yang tetap kritis dan konstruktif,” ujar Bupati Hamid Wahid, yang disambut tepuk tangan meriah para kader.
Seiring dengan bergulirnya agenda utama Konkorcab, yaitu pemilihan Ketua PKC PMII Jatim periode 2025–2027, suasana mulai memanas. Lima kandidat resmi telah mendapatkan rekomendasi dari cabang masing-masing, yakni:
- Roy Burhanuddin – PC PMII Bojonegoro
- Maksudi – PC PMII Sumenep
- Moh. Sa’i Yusuf – PC PMII Kota Malang
- Abdur Rozak – PC PMII Probolinggo
- Mohammad Ivan Akiedozawa (Edo) – PC PMII Surabaya
Kelima kandidat tersebut kini menjadi sorotan utama dalam dinamika Konkorcab. Masing-masing kandidat mulai membangun komunikasi politik dan memperkuat basis dukungan dengan cabang-cabang PMII di seluruh Jawa Timur. Proses ini dinilai menjadi ujian konsolidasi sekaligus penguatan visi kaderisasi organisasi ke depan.
Isu Intervensi Politik Warnai Proses Suksesi
Di tengah euforia pembukaan, muncul kekhawatiran terkait potensi intervensi dari aktor eksternal, terutama dari kalangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sejumlah peserta forum mencium adanya indikasi dukungan terselubung terhadap salah satu kandidat, yang diduga berasal dari lingkaran elite Pemprov.
“Kami berharap Konkorcab ini tetap steril dari campur tangan politik praktis. PMII harus tetap menjadi organisasi kader, bukan kendaraan siapa pun,” tegas seorang kader senior yang enggan disebut namanya.
Meski belum ada bukti konkret, sejumlah gestur dari tokoh-tokoh tertentu yang memiliki kedekatan dengan elite politik disebut mulai terasa dalam dinamika forum. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa proses pemilihan Ketua PKC PMII Jatim tengah menjadi arena tarik-menarik dua poros kekuatan besar.
Aroma Pertarungan Dua Poros: PKB vs Khofifah?
Sejumlah pihak menyebut, Konkorcab kali ini mengarah pada pertarungan simbolik antara dua kekuatan besar: poros kultural-politik berbasis Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan pengaruh teknokratis yang dikaitkan dengan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Meski hal ini masih sebatas wacana, intensitas komunikasi politik yang terjadi di balik layar menjadi perhatian banyak pihak. Sebagian kader berharap PMII tetap mampu menjaga independensinya dalam memilih pemimpin baru.
“Semoga itu hanya spekulasi belaka. Kita percaya PMII masih punya kehormatan untuk menentukan jalan organisasinya sendiri,” kata seorang pengurus cabang asal Tapal Kuda.
Dengan dinamika yang terjadi, Konkorcab ke-25 PKC PMII Jatim diharapkan menjadi momentum penting bagi kader untuk menegaskan kembali arah gerak organisasi. Selain memilih pemimpin baru, forum ini juga menjadi ruang konsolidasi dan refleksi terhadap tantangan sosial-politik yang dihadapi generasi muda Muslim Indonesia ke depan. (*)