Ilmuwan Muda Asal Sumut, Muhammad Ja’far Hasibuan Resmi Lanjut S2 Berkat Beasiswa Kapolri

Medan, Obor Rakyat — Muhammad Ja’far Hasibuan, ilmuwan muda asal Sumatera Utara yang dikenal dunia sebagai penemu terapi herbal Biofar SS, resmi melangkah ke jenjang pendidikan magister.
Muhammad Ja’far Hasibuan, ilmuwan muda asal Sumatera Utara yang dikenal dunia sebagai penemu terapi herbal Biofar SS. (Fot Ist)

Medan, Obor Rakyat — Muhammad Ja’far Hasibuan, ilmuwan muda asal Sumatera Utara yang dikenal dunia sebagai penemu terapi herbal Biofar SS, resmi melangkah ke jenjang pendidikan magister.

Ja’far dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara (USU), didukung penuh oleh beasiswa dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Ja’far bukan hanya dikenal sebagai penemu kelas dunia, tetapi juga sebagai sosok yang aktif memberikan pengobatan gratis bagi masyarakat kurang mampu, baik di Indonesia maupun mancanegara. Kabar kelulusannya disusul dengan pemberian beasiswa dari Kapolri yang juga disebut Ja’far sebagai “ayah angkat”-nya. Bantuan tersebut menjadi tonggak penting bagi kelanjutan riset dan pengabdiannya di bidang kesehatan masyarakat.

“Setiap malam saya salat tahajud, memohon kepada Allah agar bisa lanjut S2. Alhamdulillah, setelah dinyatakan lulus, saya dapat kabar dari Bapak Kapolri bahwa saya dibantu beasiswa,” ujar Ja’far, Minggu (3/8/2025).

Dari Penjual Roti ke Panggung Dunia
Perjalanan Ja’far tidaklah mudah. Sebelum dikenal sebagai ilmuwan, ia hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Untuk membiayai kuliahnya, Ja’far menjajakan roti keliling dengan sepeda, bahkan sempat tidur di emperan toko dan hanya bertahan hidup dengan air putih karena tak mampu membeli makanan.

Baca Juga :  Parit Menganga di Jalan Karya Jaya Medan Ancam Keselamatan Pengendara, Warga Desak Pemko Bertindak Cepat

“Kadang makan cuma sekali dalam dua hari. Tapi saya percaya, Tuhan tidak tidur,” kenangnya.

Namun semangat pantang menyerah mengantarkannya meraih pengakuan internasional lewat penemuan Biofar SS, sebuah terapi herbal yang diklaim efektif mengobati berbagai penyakit dalam dan luar. Temuannya ini kini terus dikembangkan melalui Klinik Biofar SS di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang dibuka untuk melayani masyarakat secara gratis.

Klinik Gratis dan Ilmu yang Dibagikan

Meski telah mendunia, Ja’far memilih jalan kerakyatan. Di kliniknya, tak ada biaya konsultasi, tak ada tarif pengobatan. Obat yang ia racik dari hasil riset pribadi dibagikan gratis. Ia meyakini, “ilmu yang tidak dibagikan adalah ilmu yang mati.”

Selain untuk manusia, Ja’far kini juga mengembangkan pengobatan herbal untuk hewan ternak di daerah pelosok sebagai bagian dari kontribusi terhadap ketahanan pangan dan kesehatan hewan.

“Kalau Pak Habibie berkarya di bidang teknologi pesawat, saya ingin meneruskan di bidang kesehatan,” ungkap Ja’far, yang juga telah diundang bertemu dengan Ilham Habibie, putra Presiden ke-3 RI, BJ Habibie.

Peran Besar Kapolri

Ja’far mengungkapkan bahwa Kapolri telah berperan penting dalam kelangsungan riset dan pendidikannya.

Tak hanya memberi beasiswa, Kapolri disebut telah empat kali memberikan bantuan alat laboratorium dan bahan penelitian.

“Kalau bukan karena Pak Kapolri, mungkin saya sudah tidak bisa kuliah lagi. Bahkan mungkin sudah berhenti jadi peneliti,” tuturnya.

Inspirasi untuk Generasi Muda

Memasuki momentum HUT ke-80 RI, Ja’far berharap kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi pemuda-pemudi Indonesia yang hidup dalam keterbatasan. Ia menekankan bahwa kemiskinan bukan alasan untuk berhenti bermimpi.

“Jangan takut miskin, tapi takutlah jika berhenti berdoa dan berhenti mencoba. Salat tahajud saya setiap malam mungkin tidak langsung mengubah hidup saya. Tapi satu demi satu, pintu terbuka. Salah satunya beasiswa dari Bapak Kapolri,” tandasnya.

Sekadar informasi, hari ini, Muhammad Ja’far Hasibuan resmi mengawali langkah barunya sebagai mahasiswa magister. Namun semangat pengabdiannya tetap menyala dari laboratorium kecilnya di Patumbak hingga jangkauan pengobatan gratis yang menjelajah lintas negara.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *