
Bondowoso, Obor Rakyat – Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), M Irkham Thamrin, diduga turut campur dalam pelaksanaan Konferensi Koordinator Cabang (Konkercab) PMII Jawa Timur yang digelar di Kabupaten Bondowoso.
Dugaan keterlibatan Irkham mencuat setelah beredar informasi bahwa salah satu calon peserta forum yang disebut sebagai “Sang Adik” dari Irkham mengalami kekalahan dalam perolehan suara. Tak lama berselang, sidang utama Konkercab mendadak tertunda setelah pimpinan sidang dilaporkan “menghilang” secara tiba-tiba, yang kemudian memunculkan dugaan adanya sabotase forum.
Salah seorang kader PMII Jawa Timur, Andika Wijayan Tara (nama samaran), mengecam keras insiden tersebut. Menurutnya, tindakan itu mencederai nilai-nilai demokrasi dan menjadi kemunduran dalam proses kaderisasi organisasi.
“Kami sangat menyayangkan cara-cara yang digunakan penuh tekanan, sabotase, dan intrik tidak sehat. Ini bukan tradisi yang harus diwariskan,” ujar Andika melalui pesan tertulis, Senin (4/8/2025).
Ia menilai seorang Sekjen PB PMII seharusnya menjadi teladan dalam menjaga etika organisasi dan integritas kaderisasi, bukan malah memperlihatkan perilaku yang bersifat manipulatif.
“Perilaku culas seperti ini justru mencoreng marwah organisasi dan membahayakan masa depan kaderisasi. Ini bukan hanya memalukan, tapi juga berbahaya,” tegasnya.
Andika juga mengkritik praktik politik transaksional yang disebutnya akan menghasilkan pemimpin pragmatis dan kehilangan visi perjuangan.
“Jika pemimpin lahir dari manipulasi, maka mereka hanya akan menjadi pelayan kepentingan jangka pendek, bukan pelayan kader,” tambahnya.
Dorongan untuk Lanjutkan Sidang Secara Demokratis
Lebih lanjut, ia mendorong agar PKC PMII Jawa Timur dan panitia pelaksana segera mengambil langkah penyelesaian agar forum persidangan dapat dilanjutkan secara demokratis dan adil. Ia juga mengajak seluruh kader PMII untuk tetap independen dan kritis terhadap segala bentuk intervensi.
“PMII adalah rumah kader, bukan panggung untuk elite politik. Kita harus jaga kemurnian dan integritas organisasi ini,” tandasnya.
Ia menegaskan bahwa proses regenerasi kepemimpinan tidak boleh semata menjadi ajang perebutan jabatan, melainkan momentum konsolidasi ide dan penguatan arah gerakan mahasiswa.
Hingga berita ini diturunkan, Sekretaris Jenderal PB PMII M Irkham Thamrin belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan tersebut, meski telah dihubungi melalui pesan WhatsApp.
Situasi ini menyisakan pertanyaan besar terkait netralitas pengurus pusat PMII dalam proses demokratisasi internal organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia tersebut.