
Simalungun, Obor Rakyat – Warga Desa Dolok Tomuan Saribu Jawa, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengaku muak dengan janji-janji perbaikan jalan yang tak kunjung terealisasi. Sudah lebih dari dua dekade, akses vital menuju pasar dan pusat ekonomi itu rusak parah tanpa perhatian pemerintah.
Jalan alternatif yang menghubungkan wilayah Saribu Jawa ke Pasar Balata, Pasar Tiga Dolok, hingga Pematangsiantar menjadi jalur utama pengangkutan hasil pertanian warga. Namun, kondisinya yang penuh lubang dan becek saat hujan membuat aktivitas ekonomi tersendat.
“Sudah dua puluh tahun lebih jalan di kampung ini rusak parah dan tidak pernah diperbaiki Pemkab Simalungun. Kami jadi susah menjual hasil pertanian,” keluh M. Sinaga (62), tokoh masyarakat setempat, Senin (11/8/2025).
Hal senada disampaikan Barita Sinaga, tokoh pemuda Dolok Panribuan. Ia menilai pemerintah daerah, khususnya Dinas PUPR, seharusnya segera merespons keluhan masyarakat.
“Pemkab Simalungun jangan lupa, ada kampung bernama Dolok Tomuan Saribu Jawa yang sama sekali tidak pernah mendapat perhatian perbaikan jalan. Padahal ini jalur vital bagi kami,” tegas Barita.
Ia bahkan menuding pemerintah daerah seperti “menganak-tirikan” warganya.
“Apa kami harus demo atau viralkan dulu baru diperbaiki? Sudah hampir 20 tahun jalan rusak, tidak ada rasa iba kepada kami,” ujarnya yang didampingi Andri Toyama Simanjuntak dan Sabam Simanjuntak.
Warga bertekad terus memperjuangkan hak mereka atas pemerataan pembangunan, khususnya infrastruktur jalan di wilayah Dolok Panribuan.

Pantauan di lapangan menunjukkan kerusakan jalan di dua desa tersebut sudah pada tahap membahayakan pengguna. Kondisi ini dinilai sudah mendesak untuk ditangani agar roda perekonomian warga kembali lancar. (*)