
Jember, Obor Rakyat – Literasi digital kini menjadi bagian penting dalam kehidupan generasi muda. Hal itu disuarakan oleh Rena Awwaliya Azzahra, siswi SMA Negeri 1 Jember, melalui karya puisinya yang berjudul “Anak-Anak Cahaya”.
Dalam puisinya, Rena menggambarkan bagaimana era digital memberikan kemudahan akses informasi hanya melalui sentuhan jari. Namun, ia juga menegaskan bahwa kehadiran teknologi tidak seharusnya menggantikan peran buku, melainkan menjadi sahabat baru dalam perjalanan mencari ilmu.
“Digital ini tidak untuk menggantikan buku, melainkan sebagai teman baru. Buku tidak hanya di rak, tetapi sudah berkembang di dunia maya,” ujar Rena saat memperkenalkan karyanya.
Salah satu bait puisinya berbunyi:
– “Selamat datang, dunia di dalam genggaman. Ada cahaya kecil menari di ujung jari, menyibak batas-batas ruang seperti mentari yang mengetuk jendela.”
Bait tersebut menggambarkan kemudahan informasi yang hadir dalam genggaman tangan, sekaligus membuka ruang belajar tanpa batas.
Rena juga menyinggung tantangan literasi digital yang penuh risiko, seperti terselipnya konten negatif. Dalam puisinya ia menulis:
– “Tak semuanya terang, memang, kadang gelap menyelinap di sela-sela piksel, tapi cahaya selalu datang bagi siapa yang tak lelah mencari”.
Lewat larik itu, ia mengingatkan generasi muda agar tetap bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terjebak dalam sisi gelap dunia maya.
Puisi yang ditulis Rena mendapat apresiasi dari guru dan teman-temannya. Menurut mereka, karya tersebut bukan hanya bernilai sastra, tetapi juga menjadi refleksi nyata tentang tantangan literasi digital di kalangan pelajar.
Dengan lahirnya karya seperti “Anak-Anak Cahaya”, diharapkan semakin banyak generasi muda yang berani menyuarakan ide dan gagasannya. Literasi, baik konvensional maupun digital, perlu terus dijaga sebagai cahaya yang menerangi masa depan. (*)