Akademisi UNSW Canberra Teliti Strategi Pembangunan Banyuwangi, Jadi Model Asia Pasifik

Banyuwangi, Obor Rakyat – Strategi pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi kembali menarik sorotan internasional. Associate Professor Minako Sakai, peneliti senior dari University of New South Wales (UNSW) Canberra, Australia, melakukan kunjungan langsung ke Banyuwangi untuk meneliti pola kebijakan dan pengembangan ekonomi daerah yang dinilai berhasil membawa perubahan signifikan.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menyambut kunjungan Akademisi UNSW Canberra Australia.

Banyuwangi, Obor Rakyat – Strategi pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi kembali menarik sorotan internasional. Associate Professor Minako Sakai, peneliti senior dari University of New South Wales (UNSW) Canberra, Australia, melakukan kunjungan langsung ke Banyuwangi untuk meneliti pola kebijakan dan pengembangan ekonomi daerah yang dinilai berhasil membawa perubahan signifikan.

Minako, yang juga menjabat Deputy Head of School (Research) di School of Humanities and Social Sciences UNSW, bertemu dengan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani pada Jumat (22/7/2025). Ia mengungkapkan ketertarikannya terhadap transformasi Banyuwangi yang kerap menjadi sorotan media internasional.

“Kami ingin mencari model kebijakan pemerintah yang menjadi kunci kemajuan suatu daerah. Transformasi Banyuwangi sangat inspiratif sehingga layak dijadikan lokus riset,” ujar Minako.

Riset tersebut merupakan kerja sama antara UNSW Canberra dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Fokus kajian meliputi strategi pengembangan ekonomi lokal, pengelolaan kawasan pesisir, hingga peran komunitas nelayan dalam pembangunan daerah.

Menurut Minako, Banyuwangi memiliki potensi besar untuk dijadikan model pembangunan daerah berkelanjutan yang bisa direplikasi di wilayah lain, baik di Indonesia maupun negara-negara Asia Pasifik.

Baca Juga :  Polres Situbondo Ungkap Penyalahgunaan Pupuk Subsidi

Strategi Banyuwangi: Digitalisasi, Pariwisata, dan Pemberdayaan Nelayan

Menanggapi kunjungan tersebut, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasinya. Ia menegaskan bahwa kemajuan Banyuwangi tidak terjadi secara instan, melainkan melalui strategi terintegrasi, partisipatif, dan berorientasi jangka panjang.

“Langkah awal kami adalah transformasi birokrasi dengan digitalisasi layanan publik dan tata kelola transparan. Pemerintah harus hadir sebagai penggerak pembangunan,” jelas Ipuk.

Selain itu, sektor pariwisata dijadikan lokomotif pembangunan karena memiliki efek berganda bagi ekonomi lokal. Namun, sektor pertanian dan perikanan tetap diperkuat agar tercipta keseimbangan.

“Pariwisata memberikan multiplier effect. Tapi kami juga mendorong diversifikasi komoditas pertanian, hilirisasi produk, modernisasi alat, serta menyiapkan generasi muda melalui program petani milenial,” imbuhnya.

Di kawasan pesisir, Pemkab Banyuwangi mengembangkan model integrasi antara perikanan, pariwisata bahari, dan konservasi lingkungan. Infrastruktur pendukung seperti akses jalan, tempat pendaratan ikan, serta pelatihan bagi nelayan turut dibangun.

Baca Juga :  Palsukan Dokumen Izin Tambang, Kejagung Tetapkan Anggota DPR RI Ismail Thomas Sebagai Tersangka

“Dalam RTRW Banyuwangi, kami pastikan pembangunan pesisir tidak hanya produktif secara ekonomi tetapi juga berkelanjutan,” pungkas Ipuk.

*Banyuwangi Jadi Role Model Pembangunan Daerah*

Dengan perhatian akademisi internasional, Banyuwangi kian mengukuhkan diri sebagai salah satu daerah yang sukses mengintegrasikan inovasi kebijakan, partisipasi masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan. Hasil riset UNSW dan UGM diharapkan dapat memperkuat posisi Banyuwangi sebagai role model pembangunan daerah di Indonesia bahkan kawasan Asia Pasifik. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *