Panen Perdana Kacang Panjang, Lapas Banyuwangi Perkuat Program Ketahanan Pangan

Banyuwangi, Obor Rakyat – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi kembali menunjukkan keseriusannya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Kali ini, Lapas berhasil melakukan panen perdana kacang panjang di Lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Pakis, Senin (25/8/2025).
panen perdana kacang panjang di Lapas Banyuwangi.

Banyuwangi, Obor Rakyat – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi kembali menunjukkan keseriusannya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Kali ini, Lapas berhasil melakukan panen perdana kacang panjang di Lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Pakis, Senin (25/8/2025).

Kalapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan panen perdana tersebut. Dari lahan pertanian binaan warga, pihaknya mampu menghasilkan 40 kilogram kacang panjang berkualitas.

“Alhamdulillah, panen perdana kita kali ini berjalan lancar dan menghasilkan 40 kg kacang panjang yang segar dan berkualitas,” ujarnya.

Lebih dari sekadar mendukung ketahanan pangan, kegiatan bercocok tanam di Lahan SAE menjadi bagian penting dalam proses pembinaan. Melalui kegiatan ini, warga binaan mendapatkan keterampilan pertanian, nilai kerja keras, serta tanggung jawab yang bisa menjadi bekal saat kembali ke masyarakat.

“Ini adalah bagian dari proses pembinaan. Kita ingin warga binaan memiliki keterampilan bermanfaat dan terbiasa dengan kegiatan produktif,” tambah Wayan.

Saat ini, Lahan SAE Pakis tidak hanya ditanami padi, tetapi juga telah berkembang menjadi pusat diversifikasi tanaman. Beberapa komoditas lain yang tumbuh subur antara lain kacang panjang, melon, hingga kelapa. Diversifikasi ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Baca Juga :  Lapas Banyuwangi Hadirkan Program Kejar Paket untuk Warga Binaan, Siapkan SDM Unggul Pasca Bebas

Seluruh hasil panen kacang panjang diserahkan kepada rekanan penyedia bahan makanan Lapas. Sayuran segar tersebut nantinya akan diolah menjadi hidangan sehat bagi para warga binaan. Dengan begitu, program ini bukan hanya mendukung ketersediaan pangan, tetapi juga meningkatkan kualitas gizi dan variasi menu makan sehari-hari.

Menariknya, sistem tanam kacang panjang dilakukan secara siklus bertahap, sehingga bisa dipanen rutin setiap dua hari sekali. Hal ini menjamin ketersediaan sayuran segar berkelanjutan, sekaligus membuktikan bahwa program ini dirancang untuk jangka panjang.

“Semoga hal ini bisa berjalan dengan lancar dan berkelanjutan,” imbuh Kalapas.

Keberhasilan panen perdana kacang panjang ini menjadi bukti nyata komitmen Lapas Banyuwangi dalam mendukung 13 Program Akselerasi Kementerian Hukum dan HAM, khususnya pemberdayaan warga binaan melalui pertanian. Program ini juga selaras dengan visi Asta Cita Presiden RI yang menekankan pentingnya kemandirian dan ketahanan pangan.

Dengan langkah produktif ini, Lapas Banyuwangi tidak hanya membina warga binaan secara mental dan spiritual, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan praktis untuk hidup mandiri setelah bebas nanti. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *