Parade Culture Village Nusantara 3 Warnai Karnaval Desa Lojejer

Jember, Obor Rakyat – Karnaval budaya yang digelar di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, kembali menyedot perhatian warga. Parade budaya bertajuk Culture Village Nusantara 3 ini digelar dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80, sekaligus menandai tiga tahun masa kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Lojejer, Mochamad Sholeh.
Para peserta Parade Culture Village Nusantara 3 yang mewarnai Karnaval Desa Lojejer.

Angkat Budaya Nusantara dan Kisah-Kisah Legendaris

Jember, Obor Rakyat – Karnaval budaya yang digelar di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, kembali menyedot perhatian warga. Parade budaya bertajuk Culture Village Nusantara 3 ini digelar dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80, sekaligus menandai tiga tahun masa kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Lojejer, Mochamad Sholeh.

Tak sekadar menampilkan busana adat dari berbagai daerah di Nusantara, parade budaya tahun ini juga menghadirkan dramatiasi cerita-cerita legendaris dari masa kejayaan kerajaan-kerajaan Nusantara, seperti Sri Tanjung, Damarwulan, hingga kisah Kerajaan Mataram Islam.

Ajang Pelestarian Budaya dan Wadah Kreativitas Warga

Dalam sambutannya, Camat Wuluhan sekaligus Plt Camat Ambulu, Hanifah, menyebutkan bahwa kegiatan karnaval ini bukan hanya sebagai hiburan semata, melainkan juga sebagai ajang kreativitas serta sarana memperkuat kebersamaan warga.

“Karnaval ini juga sebagai wadah kekompakan, persatuan, dan kebersamaan warga Lojejer. Monggo dilestarikan yang baik-baik dan ditinggalkan yang tidak baik,” ungkap Hanifah.

Baca Juga :  Panen Raya Jagung di Jember Capai 11,2 Ton per Hektare, Polri Kawal Ketat Program Ketahanan Pangan Presiden Prabowo

Sementara itu, Kades Lojejer menegaskan, bahwa parade ini merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang telah berlangsung selama tiga tahun terakhir.

“Tahun 2025 ini adalah Parade Culture Village Nusantara 3, artinya kita membuat inkarnasi cancut tali wondo budaya. Saya ingin nguri-uri budaya supaya tidak hilang, mengingat budaya barat sudah masuk ke desa-desa,” ujar Sholeh kepada awak media.

Diikuti 16 Tim, Parade Tempuh Rute 1,5 Kilometer

Karnaval ini diikuti oleh 12 tim dari masing-masing Rukun Warga (RW) dan 4 tim kehormatan, termasuk tim dari Pemerintah Desa Lojejer. Para peserta menempuh rute sepanjang 1,5 kilometer, menampilkan berbagai pertunjukan budaya dengan kreativitas tinggi.

Tim pertama berasal dari SMP Ma’arif 08 Kepel, Desa Ampel, yang membawakan kisah Sri Tanjung. Dalam dramatisasi tersebut, Sri Tanjung dituduh selingkuh oleh suaminya, Patih Sido Pekso. Sebelum dibunuh, ia bersumpah bahwa darahnya tidak akan berbau busuk jika tuduhan itu salah. Ternyata, setelah dibunuh, darah Sri Tanjung justru mengeluarkan aroma harum, dan mengalir ke sungai, menandakan kesuciannya.

Penampil kedua, tim dari PAUD Lojejer, menampilkan lakon Damarwulan, salah satu tokoh heroik dalam cerita rakyat Jawa. Sedangkan tim ketiga dari MTs Plus Nuris Lojejer mengangkat sejarah Kerajaan Mataram Islam, yang berjaya di masa lalu.

Upaya Mengenalkan dan Mencintai Budaya Lokal

Sholeh berharap melalui kegiatan seperti ini, warga terutama generasi muda – bisa lebih mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya Nusantara.

“Kalau sudah kenal, maka akan timbul rasa sayang dan cinta. Dari situlah akan lahir kesadaran untuk melestarikannya,” tambah Sholeh.

Parade budaya Culture Village Nusantara 3 menjadi bukti bahwa semangat untuk menjaga jati diri bangsa melalui pelestarian budaya lokal masih sangat kuat, bahkan hingga ke tingkat desa. (*)

 

Penulis : Maria Agustina
Editor : Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *