
Bondowoso, Obor Rakyat – Proyek infrastruktur jalan Wonosari–Patemon di Kabupaten Bondowoso yang menelan anggaran Rp6,7 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2024 kini menjadi sorotan publik usai mengalami keretakan berulang di lokasi yang sama. Kerusakan pada badan jalan tersebut viral di media sosial karena dinilai tidak sesuai standar konstruksi jalan strategis nasional.
Proyek dengan penanganan “long segment” ini dikerjakan oleh CV Madiun dan berada di bawah pengawasan Bidang Binamarga Dinas Bina Marga Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (BSBK) Kabupaten Bondowoso. Pihak pelaksana mengklaim telah melakukan perbaikan berkali-kali di titik kerusakan yang sama.
“Itu sering dilakukan perbaikan. Anehnya, yang retak tetap di titik yang sama,” ujar Sugeng, pimpinan CV Madiun,” saat dikonfirmasi pada Rabu (8/10/2025).
Sugeng menegaskan, meski proyek telah diserahterimakan, pihaknya tetap bertanggung jawab terhadap kerusakan yang muncul.
“Akan kami cek lagi ke lokasi, kemudian akan diperbaiki lagi,” tambahnya.
Penyebab Kerusakan: Tanah Dasar Tak Stabil, Bukan Kualitas Aspal
Hasil investigasi wartawan oborrakyat.co.id di lapangan menunjukkan bahwa akar masalah bukan terletak pada kualitas material aspal, melainkan pada kondisi tanah dasar (subgrade) yang labil dan tidak stabil. Bahkan, getaran dari kendaraan tanpa muatan pun cukup untuk memicu retakan dari bawah permukaan jalan.
Perbaikan selama ini dinilai bersifat sementara atau hanya patching (tambal sulam), sehingga tidak mampu mengatasi penyebab struktural retakan.
Solusi Teknis: Overlay dan Rekonstruksi Fondasi Jalan
Sejumlah ahli menyarankan agar perbaikan dilakukan dengan metode overlay, yakni pelapisan ulang aspal dengan campuran modifikasi untuk memperkuat struktur jalan. Selain itu, penggunaan geotekstil dan peningkatan kapasitas daya dukung lapisan tanah dasar menjadi penting guna mencegah deformasi.
“Perlu pendekatan struktural, bukan kosmetik. Harus overlay dengan modifikasi campuran, misalnya dengan polimer dan diperkuat menggunakan geotekstil untuk menstabilkan lapisan bawah,” jelas sumber terpercaya dari kalangan profesional konstruksi jalan.
Evaluasi dan Pengawasan Diperlukan
Kerusakan berulang ini membuka ruang evaluasi terhadap proses perencanaan teknis, pengawasan, dan metode pelaksanaan proyek jalan. Proyek dengan nilai kontrak tinggi semestinya memenuhi standar teknis yang menjamin umur layan jalan secara optimal.
Penggunaan pendekatan desain berbasis kondisi tanah lokal (site-specific design) dan analisis geoteknik menjadi penting agar tidak terjadi pemborosan anggaran akibat perbaikan yang terus-menerus di titik yang sama. (*)
Penulis : Latif J
Editor : Redaksi