
Bogor, Obor Rakyat – Sebanyak delapan narapidana kasus terorisme (napiter) di Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, resmi menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Senin (20/10/2025).
Ikrar ini menjadi tonggak penting keberhasilan program deradikalisasi dan pembinaan ideologi kebangsaan di lingkungan pemasyarakatan. Momen sakral tersebut disaksikan langsung oleh sejumlah pejabat penting dari Kemenkumham, BNPT, Densus 88, serta tokoh masyarakat setempat.
Napiter Cium Bendera Merah Putih dan Teriakkan “NKRI Harga Mati”
Dalam suasana haru, kedelapan napiter berdiri tegak mengucapkan ikrar setia kepada NKRI, mencium bendera Merah Putih, menandatangani surat pernyataan kesetiaan, serta melafalkan sila-sila Pancasila dan yel-yel lantang “NKRI Harga Mati!”.
Prosesi ini menjadi simbol transformasi ideologi dari paham radikal menuju nasionalisme yang menghargai hukum, persatuan, dan nilai-nilai Pancasila.
Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Yulius Sahruzah, menyatakan bahwa ikrar ini adalah bukti nyata keberhasilan pembinaan bersama dalam mengembalikan para napiter ke jalan kebangsaan.
“Ikrar ini menandai perubahan mendasar mereka menjadi warga negara yang taat hukum, beriman, dan cinta tanah air,” ujar Yulius.
Ia menambahkan bahwa proses deradikalisasi di lapas tidak hanya mengubah pola pikir, tetapi juga menanamkan nilai moral, spiritual, dan kebangsaan agar para mantan napiter dapat hidup damai dan produktif di tengah masyarakat.
Yulius juga menekankan pentingnya sinergi antara Ditjenpas, BNPT, Densus 88, Kemenag, BIN, pemerintah daerah, serta elemen masyarakat dalam keberhasilan program deradikalisasi.
“Sinergitas yang kuat adalah benteng utama kita dalam menanggulangi ekstremisme berbasis kekerasan di Indonesia,” tegasnya.
Lapas Gunung Sindur Siap Jadi Model Nasional Pembinaan Napiter
Kalapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Wahyu Indarto, menyebut kegiatan ikrar ini sebagai indikator menurunnya risiko radikalisme di lapas dan bentuk nyata keberhasilan pendekatan humanis dalam pembinaan napiter.
“Kami ingin menjadikan Gunung Sindur sebagai model nasional dalam penanganan napiter secara humanis dan tegas,” ungkap Wahyu.
Ia berharap ikrar setia ini menjadi langkah awal bagi para napiter untuk menebus masa lalu dan memberi kontribusi positif bagi bangsa setelah bebas nanti. (*)
Penulis : Wahyu Widodo
Editor : Redaksi