
Jember, Obor Rakyat – Di tengah keprihatinan atas menurunnya posisi Jember sebagai salah satu lumbung pangan utama di Jawa Timur, Bupati Jember Muhammad Fawait atau yang akrab disapa Gus Fawait, menegaskan komitmennya untuk mengembalikan kejayaan sektor pertanian di Bumi Pandhalungan.
Melalui kegiatan “Gus’e Menyapa” yang digelar di Aula Pondok Pesantren Maqna’ul Ulum, Kecamatan Sukowono, pada Senin (10/11/2025), Gus Fawait menyampaikan bahwa kekuatan sebuah bangsa di masa depan bukan lagi diukur dari kekuatan militer, melainkan dari kemampuannya dalam menguasai sektor pangan.
“Negara yang kuat bukan hanya negara yang memiliki persenjataan hebat, tetapi negara yang mampu menguasai sektor pangan,” tegasnya di hadapan para tokoh tani dan masyarakat setempat.
Dorong Petani Produktif dan Kreatifitas
Kegiatan yang mengusung tema “Mewujudkan Petani Produktif dan Kreatif Menuju Jember Bangkit dan Petani Makmur” ini menjadi ruang dialog terbuka antara pemerintah dan petani. Forum tersebut diharapkan mampu memperkuat komitmen bersama untuk mewujudkan kedaulatan pangan daerah.
Dalam kesempatan itu, Gus Fawait juga menyampaikan salam dari Presiden RI H. Prabowo Subianto, yang disebutnya menaruh perhatian besar terhadap pembangunan sektor pertanian sebagai indikator kemakmuran bangsa.
“Bangsa yang makmur adalah bangsa yang petaninya sejahtera. Jember harus kembali menjadi lumbung pangan Jawa Timur, bahkan Indonesia,” ujarnya.
Jember Alokasikan Anggaran Pertanian Terbesar dalam 40 Tahun
Gus Fawait mengungkapkan keprihatinannya terhadap posisi Jember yang kini berada di peringkat keempat produsen pangan di Jawa Timur, tertinggal dari Lamongan dan Ngawi. Namun, ia optimistis kondisi ini bisa dibalik dengan kerja sama semua pihak.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, di bawah kepemimpinannya, kini mengalokasikan anggaran pertanian terbesar dalam 40 tahun terakhir. Fokus pembangunan diarahkan pada perbaikan infrastruktur irigasi, pengadaan pupuk bersubsidi, serta pembukaan akses pasar untuk produk pertanian lokal.
“Alhamdulillah, tahun 2025–2026 menjadi masa dengan anggaran pertanian terbesar dalam 40 tahun terakhir. Bahkan, harga pupuk subsidi hari ini turun ke titik terendah dalam sejarah Republik Indonesia,” ungkapnya, disambut tepuk tangan para hadirin.
Petani Sebagai Ujung Tombak Kebangkitan Pangan
Dalam kesempatan tersebut, Gus Fawait juga mengajak para petani untuk aktif menyuarakan aspirasi dan kebutuhan pertanian melalui forum musyawarah desa maupun pendekatan langsung ke pemerintah kabupaten.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan sektor pertanian harus berawal dari aspirasi di tingkat akar rumput.
“Kita ingin pertanian kita kembali berjaya. Dan semua itu hanya bisa terwujud jika kita bergerak bersama—pemerintah dan masyarakat—dengan petani sebagai ujung tombaknya,” tegasnya.
Langkah nyata yang dilakukan Pemkab Jember di bawah kepemimpinan Gus Fawait menunjukkan bahwa pertanian bukan sekadar urusan ladang dan musim, melainkan pilar penting bagi ketahanan daerah, kemandirian ekonomi, dan martabat bangsa. (*)
Penulis : Maria Agustina
Editor : Redaksi