
Bondowoso, Obor Rakyat — Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso menggelar sosialisasi kerjasama pengembangan agroforestry bersama anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Gunung Hijau, Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Rabu (19/11/2025).
Berlangsung di rumah Ketua LMDH Gunung Hijau, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat peran masyarakat dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan sekaligus mendorong diversifikasi komoditas bernilai ekonomi tinggi.
Fokus utama sosialisasi adalah pengembangan tanaman kopi di bawah tegakan Rimba Campur (RBC) serta pemanfaatan alpukat varietas Hass sebagai tanaman pengisi. Varietas alpukat premium asal Meksiko ini sedang diuji coba di Bondowoso, yang dikenal memiliki karakteristik dataran tinggi ideal untuk hortikultura. Dengan ketinggian Kecamatan Sempol mencapai sekitar 1.460 mdpl, wilayah ini dinilai sangat cocok untuk pengembangan alpukat Hass yang pasarnya terus meningkat.
Alpukat Hass memiliki cita rasa gurih manis dengan tekstur creamy, kulit kasar yang menghitam saat matang, serta daging buah padat dan tahan benturan. Keunggulan inilah yang menjadikannya komoditas favorit pasar internasional karena ketahanannya selama distribusi. Diharapkan, pengembangan varietas ini dapat menjadi komoditas alternatif yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan.
Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Misbakhul Munir, didampingi Wakil Administratur Bondowoso Selatan, Anton Sujarwo, Kasi P-SDH Rahmat Sugiarto, Asper Sukosari Darman, jajaran Perhutani, perwakilan Polres Bondowoso, serta Ketua LMDH Gunung Hijau, Dihajir, bersama para anggota.
Dalam sambutannya, Misbakhul Munir menegaskan bahwa pengembangan alpukat Hass adalah langkah strategis dalam diversifikasi usaha masyarakat yang selama ini telah mengandalkan komoditas kopi.
“Selain Kopi Bondowoso yang sudah diakui dunia, Perhutani ingin menghadirkan terobosan baru dengan menanam alpukat Hass yang memiliki nilai jual tinggi dan diminati pasar ekspor. Kami optimistis pengembangan ini dapat mendongkrak perekonomian masyarakat Sempol di ketinggian 1.460 mdpl,” ujar Munir.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan aktif LMDH sangat penting untuk keberhasilan program pemberdayaan masyarakat berbasis hutan sosial.
Sementara itu, Ketua LMDH Gunung Hijau, Dihajir, menekankan pentingnya rasa syukur dan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian hutan. Menurutnya, hutan yang terpelihara merupakan sumber keberlangsungan ekonomi masyarakat.
“Terima kasih kepada Perhutani yang selalu memberikan bimbingan dan perhatian. Semoga kerjasama ini terus berjalan dan memberi manfaat bagi seluruh anggota LMDH,” ungkapnya.
Selain membahas teknis budidaya, kegiatan ini juga memperkuat ukhuwah wathoniah—ikatan persaudaraan kebangsaan antara masyarakat, aparat, dan Perhutani. Melalui dialog terbuka, seluruh pihak diharapkan semakin solid dalam mendukung tata kelola hutan yang tertib, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.
Program agroforestry di wilayah Bondowoso diharapkan mampu memberikan manfaat ganda: menjaga kelestarian ekosistem hutan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat serta menciptakan lapangan usaha baru. Upaya ini menjadi wujud nyata visi Perhutani dalam mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera melalui pengelolaan sumber daya hutan yang modern, kolaboratif, dan berkelanjutan. (*)
Penulis: Imam Rofi’i
Editor : Redaksi