
Bondowoso, Obor Rakyat – Kisah miris datang dari warga Desa Tangsil Wetan, Kecamatan Wonosari, dan Tangsil Kulon, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso. Setelah laporan dan pengajuan perbaikan tak pernah mendapat tanggapan nyata dari pemerintah, warga akhirnya memutuskan berdiri di atas kaki sendiri.
Mereka patungan, mengangkut semen secara gotong royong, dan mengecor jembatan penghubung yang sudah rusak selama lima tahun terakhir.
Selama lebih dari satu bulan, warga menggalang dana secara mandiri. Dari hasil swadaya dan penarikan amal di jalan selama sekitar 1,5 bulan, terkumpul dana kurang lebih Rp 20 juta. Uang itu digunakan untuk memperbaiki jembatan yang kondisinya kian hari kian membahayakan.
Tak hanya uang, sejumlah warga juga menyumbang material bangunan.
“Ada warga yang menyumbang semen sekitar 60 sampai 100 sak, dan ada juga yang menyumbang besi,” kata seorang warga berinisial S, Rabu (3/12/2025).
Lima Tahun Rusak, Hanya Disurvei Tanpa Tindak Lanjut
Menurut warga, kerusakan jembatan bermula dari tergerusnya aliran sungai. Berkali-kali mereka melaporkan kondisi tersebut kepada pemerintah daerah, namun yang datang hanya petugas survei tanpa realisasi perbaikan.
“Cuma dishooting terus, difoto terus. Tak diperbaiki juga,” ujar S dengan nada kecewa.
Puncaknya terjadi pada akhir Desember 2024, ketika banjir dan longsor membuat sebagian badan jembatan amblas. Meski demikian, pengendara roda dua masih kerap nekat melintas demi menghemat waktu tempuh antar desa.
Dua Warga Jatuh ke Sungai
Keputusan warga untuk memperbaiki jembatan secara mandiri bukan tanpa alasan. Dalam empat bulan terakhir sebelum perbaikan dilakukan, dua insiden berbahaya terjadi. Seorang penjual ikan dan seorang pencari rumput terjatuh ke sungai saat melintasi jembatan yang ambles itu.
“Empat bulan lalu itu ada yang jatuh. Lukanya di kaki. Saya sampai jerit-jerit memanggil orang,” cerita salah seorang warga yang turut menolong korban.
Gotong Royong yang Menampar Birokrasi
Aksi swadaya ini sempat ramai dibahas di media sosial (medsos) setelah salah satu warga mengunggah video proses pengecoran jembatan. Warganet memberikan beragam respons, dari rasa kagum atas gotong royong masyarakat, hingga kritik terhadap pemerintah yang dinilai lamban menangani infrastruktur vital.
Meski penuh keterbatasan, warga dua desa ini membuktikan bahwa keselamatan tidak bisa menunggu birokrasi. Dengan semangat gotong royong, mereka akhirnya membangun kembali jembatan yang selama lima tahun tak tersentuh perbaikan. (*)
Penulis : Latif J
Editor : Redaksi