
Bondowoso, Obor Rakyat – Festival Ki Ronggo 2025 hadir dengan format baru setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melalui Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) resmi memindahkan jadwal penyelenggaraannya dari Agustus ke Desember. Kebijakan ini diambil sebagai strategi untuk pemerataan hiburan budaya agar tidak terpusat pada satu bulan tertentu.
Kabid Kebudayaan Disparbudpora Bondowoso, I Gede Budiawan, menjelaskan bahwa pergeseran jadwal ini bertujuan membuka ruang lebih luas bagi masyarakat untuk menikmati agenda seni budaya dalam rentang waktu yang lebih merata.
“Untuk tahun ini memang dilaksanakan pada Desember karena kita tidak ingin kegiatan hanya terpusat di Agustus saja. Jadi kita bagi sehingga masyarakat Bondowoso bisa menikmati hiburan kesenian sepanjang tahun,” ujarnya, Jumat (5/12/2025).
Budiawan juga menegaskan bahwa peringatan Hari Jadi Bondowoso (Harjabo) tetap akan dipusatkan pada 17 Agustus tahun depan seperti tradisi sebelumnya.
Rangkaian Festival Ki Ronggo Berlangsung Dua Hari
Plt Kadisparpora Bondowoso, Andre Antonio Zola menyampaikan bahwa rangkaian acara Festival Ki Ronggo 2025 telah dimulai sejak dua hari sebelumnya. Pembukaan digelar dengan haul Ki Ronggo di makam Ki Ronggo, Sekar Putih, yang kemudian dilanjutkan dengan festival budaya berisi penampilan seni tradisi masyarakat Bondowoso.
“Kemarin kita laksanakan haul Ki Ronggo di makam Ki Ronggo di Sekar Putih. Malam ini kita lanjut dengan festival budaya, khusus penampilan seni dan budaya,” jelas Zola sapaan lekatnya.
Momentum Menggali Sejarah Bondowoso
Dalam sambutannya, Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa Festival Ki Ronggo memiliki nilai lebih dari sekadar hiburan. Festival ini menjadi ruang penting untuk mengingat sejarah dan jati diri Bondowoso.
Ia menyoroti dua peristiwa bersejarah yang membentuk karakter masyarakat Bondowoso: kisah Ki Ronggo dalam Babad Bondowoso dan Tragedi Gerbong Maut 23 November 1947.
“Dari Ki Ronggo kita belajar tentang keberanian menata wilayah dan membangun masyarakat yang rukun, religius, serta berdaya. Sementara Gerbong Maut mengingatkan kita pada keteguhan para pejuang,” tegasnya.
Bupati menutup sambutan dengan ajakan untuk terus menjaga kerukunan, melestarikan budaya lokal, memperkuat karakter generasi muda, dan mendorong percepatan pembangunan daerah.
Festival Budaya Lebih Dinamis
Dengan penyelenggaraan yang kini digeser ke akhir tahun, Festival Ki Ronggo diharapkan mampu menghadirkan dinamika baru bagi kalender budaya Bondowoso. Pemerintah menilai langkah ini dapat membuka lebih banyak ruang apresiasi seni sekaligus meningkatkan antusiasme masyarakat terhadap kegiatan budaya sepanjang tahun.
Festival Ki Ronggo 2025 menjadi momentum untuk tidak hanya merayakan tradisi, tetapi juga memperkuat identitas budaya Bondowoso sebagai daerah yang kaya sejarah dan penuh semangat kebersamaan. (*)
Penulis : Redaksi