
Jember, Obor Rakyat – Cuaca cerah di sekitar Bandara Notohadinegoro Jember menghadirkan semangat tersendiri bagi para penumpang ATR 72 seri 500/600 pada penerbangan perdana menuju Denpasar, Bali, Jumat (5/12/2025).
Sebanyak 70 penumpang turut serta dalam momen bersejarah tersebut, termasuk Bupati Jember, Muhammad Fawait (Gus Fawait), serta Anggota DPR RI Rivqy Abdul Halim bersama jajaran.
Pesawat ATR 72 lepas landas mulus pada pukul 13.00 WIB. Dari udara, pemandangan Kabupaten Jember tampak memukau, meski sebagian penumpang mulai sibuk menikmati pengalaman pertama terbang langsung menuju Bali dari kota tembakau ini.
Durasi Lebih Efektif, Harga Tiket Ekonomis
Penerbangan perdana Jember–Bali menempuh waktu sekitar 60–80 menit, jauh lebih singkat dibanding perjalanan darat yang bisa memakan waktu 10–12 jam. Dengan harga tiket sekitar Rp 800 ribu, rute ini menjadi alternatif yang efisien bagi warga yang kerap bepergian ke Bali.
Pada pukul 15.20 WITA, pesawat mendarat mulus di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar. Senyum para penumpang terlihat jelas saat mereka menuruni pesawat satu per satu, terutama ketika Bupati Jember keluar dari kabin dengan wajah penuh kebanggaan.
Gus Fawait: Jember Membuktikan Bisa
Dalam sesi wawancara, Gus Fawait mengungkapkan rasa bangga atas keberhasilan penerbangan perdana tersebut.
“Biasanya kami butuh waktu 10 sampai 12 jam. Hari ini hanya 60 sampai 80 menit,” ujarnya.
Ia juga bercerita tentang kekagumannya selama berada di udara.
“Tadi saya sampaikan ke Pak Dirut, agak kurang percaya ya, ternyata ketika kita sudah terbang, Jember mampu melakukan ini,” tuturnya.
Bupati Jember itu menyebut penerbangan langsung ini sebagai capaian besar bagi daerah dan mengapresiasi seluruh pihak yang telah membantu mewujudkannya.
“Terima kasih semua pihak. Kami akan terus berjuang memajukan Kabupaten Jember,” tegasnya.
Penumpang Merasa Nyaman dan Ingin Kembali Terbang
Salah satu penumpang, Viona Alvioniza, warga Kelurahan Mangli, mengaku puas dengan kenyamanan pesawat ATR 72 dan singkatnya waktu tempuh.
“Waktu tempuhnya sangat efektif dibandingkan lewat darat,” ujarnya.
Perempuan 29 tahun yang akrab disapa Ona itu menambahkan bahwa pelayanan yang diterimanya sangat baik.
“Rasanya ketagihan. Sepertinya saya bakal sering ke Bali dengan transportasi ini,” tuturnya. (*)
Penulis : Maria Agustina
Editor : Redaksi