
Jember, Obor Rakyat – Bupati Jember, Muhammad Fawait (Gus Fawait) menegaskan bahwa pembangunan daerah tidak selalu diawali dari proyek fisik dan angka-angka statistik, melainkan dari hati yang tercerahkan oleh ilmu dan akhlak. Pesan tersebut disampaikannya saat menghadiri pertemuan guru ngaji dan ketua kelompok pengajian di Balai Desa Curah Takir, Selasa (hari kedua rangkaian program Bunga Desaku).
Dalam pertemuan tersebut, Gus Fawait secara khusus mengumpulkan para guru ngaji serta ketua kelompok pengajian karena menilai mereka memiliki peran strategis dalam membentuk karakter masyarakat, terutama di lingkungan keluarga.
“Pembangunan bangsa dan negara itu dimulai dari emaknya. Bapaknya membantu, tapi peran paling utama tetap emaknya,” ujar Gus Fawait di hadapan peserta pengajian.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur harus berjalan seiring dengan pembangunan sumber daya manusia. Guru ngaji dan ketua pengajian menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai keimanan, akhlak, keteduhan, serta cinta tanah air kepada jamaah dan generasi muda.
Gus Fawait menekankan pentingnya penguatan ilmu bagi para pelaku dakwah dan pembinaan umat. Oleh sebab itu, dalam kegiatan tersebut dihadirkan ulama dan kiai untuk memberikan tausiah dan pencerahan keagamaan.
“Kalau 40 hari 40 malam seseorang tidak kemasukan ilmu, hatinya bisa keras. Tapi kalau hatinya lembut, doanya insyaallah dikabulkan Allah,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Jember juga memastikan keberlanjutan insentif guru ngaji yang selama ini telah berjalan dengan baik. Selain itu, pemerintah daerah berkomitmen memberikan perhatian dan dukungan kepada ketua-ketua kelompok pengajian sebagai mitra strategis pembangunan sosial dan spiritual masyarakat.
Lebih lanjut, Gus Fawait menyoroti peran kelompok pengajian sebagai ruang positif bagi para ibu yang sehari-hari mendampingi anak-anaknya di rumah.
“Bagi emak-emak yang 24 jam bersama anak-anak, hiburannya adalah pengajian. Dan saya yakin, pengajian itu perkumpulan yang baik, isinya majelis ilmu dan sholawat,” katanya.
Ia meyakini bahwa selama para ibu aktif mengikuti majelis ilmu, maka nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kecintaan terhadap Indonesia akan terus tumbuh dari lingkungan keluarga.
Sebagai bentuk komitmen sosial, Gus Fawait juga mengajak para guru ngaji dan kelompok pengajian untuk berperan aktif menyukseskan program imunisasi, sebagai ikhtiar bersama menjaga kesehatan dan masa depan generasi Jember. (*)
Penulis : Maria Agustina
Editor : Redaksi