
Jember, Obor Rakyat – Polemik pasca Kongres Biasa ASKAB PSSI Jember yang digelar pada Rabu (10/12/2025) di Aula Dira Pontang, Kecamatan Ambulu, terus berlanjut.
Wakil Sekretaris (Wasek) II ASKAB PSSI Jember, Nila Widyastuti, mengaku mendapat intimidasi hingga percobaan pemukulan oleh sejumlah oknum pengurus, dan mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum.
Nila menilai tindakan tersebut sebagai bentuk pelanggaran terhadap haknya dalam menyampaikan pendapat di forum resmi organisasi. Ia mengaku sempat mengalami syok akibat kejadian tersebut.
“Dalam tata tertib kongres sudah jelas diatur mengenai hak bicara dan hak suara, sebagaimana tertuang dalam Pasal 7. Namun hak tersebut justru tidak saya dapatkan,” ujar Nila, Rabu (24/12/2025).
Menurutnya, intimidasi yang dialami bukan hanya merugikan secara pribadi, tetapi juga mencederai prinsip demokrasi organisasi. Oleh karena itu, ia menuntut adanya pertanggungjawaban, baik secara personal maupun kelembagaan.
“Saya hanya ingin bertanya secara normatif, mengapa tidak ada pra-kongres untuk menyatukan visi dan misi seluruh pengurus. Namun justru respons yang saya terima sangat tidak pantas,” ungkapnya.

Nila juga menyoroti pelaksanaan kongres yang dinilainya janggal, lantaran ketua dan sekretaris ASKAB PSSI Jember disebut tidak hadir dalam agenda penting tersebut.
“Yang melakukan intimidasi jumlahnya lebih dari satu orang, sementara percobaan pemukulan dilakukan oleh satu oknum,” jelasnya.
Ia berharap ASKAB PSSI Jember dapat memberikan sanksi tegas terhadap oknum yang terlibat, baik melalui mekanisme organisasi maupun jalur hukum.
“Saya berharap ada reformasi di tubuh ASKAB PSSI Jember, agar ke depan diisi oleh pengurus yang kompeten dan benar-benar berorientasi pada kemajuan prestasi sepak bola Jember,” tegasnya.
Sementara itu, Abdullah Waid, Ketua ASKAB PSSI Jember, menyatakan akan memanggil dan mengumpulkan pihak-pihak terkait untuk mengklarifikasi dugaan intimidasi tersebut.
“Saya belum bisa berkomentar banyak karena saat kejadian berlangsung saya tidak hadir. Kami perlu mendengar semua pihak agar tidak keliru dalam menyikapi,” ujar Waid.
Terkait rencana pelaporan ke aparat penegak hukum, Waid menyebut terdapat mekanisme dan prosedur yang harus dihormati.
“Setiap persoalan ada jalurnya masing-masing. Pada prinsipnya, tujuan kami adalah melakukan pembenahan sepak bola Jember secara menyeluruh. Soal kepribadian, itu kembali ke individu masing-masing,” katanya.
Waid menegaskan pihaknya akan mengupayakan penyelesaian secara musyawarah dengan duduk bersama seluruh pihak terkait.
Ia juga menyampaikan bahwa fokus utama kepengurusannya saat ini adalah penguatan internal ASKAB.
“Kami masih dalam tahap konsolidasi. Target awal sebenarnya untuk memetakan kekuatan menghadapi Porprov dan agenda lainnya. Tahun ini fokus pada penguatan internal karena saya masuk di tengah masa kepengurusan,” jelasnya.
Selain itu, Waid menambahkan bahwa pihaknya tengah berkonsentrasi pada agenda kompetisi seperti Piala Suratin dan sejumlah event sepak bola lainnya.
“Terkait dugaan intimidasi tersebut, saya belum mengetahui secara detail,” pungkasnya. (*)
Penulis : Maria Agustina
Editor : Redaksi