
Jember, Obor Rakyat – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember kembali menegaskan keberpihakannya pada penguatan ekonomi kerakyatan melalui peluncuran program Gerobak dan Rombong “Mlijo Cinta”.
Program ini secara resmi diluncurkan di Jalan Sudarman, Jember, pada Rabu (31/12/2025) sebagai langkah konkret mendukung pelaku UMKM, pedagang kaki lima (PKL), dan sektor ekonomi informal.
Bupati Jember, Muhammad Fawait (Gus Fawait) menegaskan bahwa program Mlijo Cinta bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Pemkab Jember untuk menjaga keberlanjutan ekonomi rakyat kecil.
Menurutnya, sektor informal terbukti menjadi penyangga utama perekonomian daerah, terutama saat menghadapi krisis.
“Program ini adalah bentuk keberpihakan nyata Pemerintah Kabupaten Jember kepada UMKM, PKL, dan sektor informal. Kita tahu, ketika krisis melanda, ekonomi rakyat kecil justru menjadi tulang punggung ketahanan ekonomi daerah,” ujar Gus Fawait.

Sebanyak 2.500 unit gerobak dan rombong disalurkan kepada pelaku usaha di 24 kecamatan se-Kabupaten Jember. Tingginya animo masyarakat terlihat dari jumlah pendaftar yang melampaui kuota tersedia, menandakan kebutuhan riil pelaku usaha terhadap dukungan sarana usaha yang layak dan representatif.
Tak berhenti pada pembagian gerobak, Pemkab Jember juga menyiapkan program pendampingan lanjutan bagi penerima manfaat.
Program tersebut meliputi pelatihan peningkatan kapasitas usaha, sertifikasi halal, pendampingan BPOM untuk keamanan pangan, serta pengurusan legalitas usaha seperti NIB dan PIRT. Bahkan, pemerintah daerah tengah merancang subsidi bunga kredit UMKM guna memperluas akses permodalan.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Fawait menekankan pentingnya penataan PKL yang tertib dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya menjaga kebersihan dan kenyamanan kota.
Pemkab Jember saat ini tengah menyiapkan konsep Food Street sebagai pilot project penataan PKL, yang mengatur jam operasional, kebersihan, hingga tata ruang.
Food Street pertama direncanakan berlokasi di Jalan Kartini, dengan jam operasional pukul 18.00–24.00 WIB, khusus bagi pedagang makanan dan minuman. Kawasan ini diproyeksikan menjadi pusat kuliner malam sekaligus ruang ekonomi rakyat yang tertata.
Penempatan gerobak telah dipetakan secara rinci, dengan kapasitas awal sekitar 148 pedagang di Food Street Jalan Kartini. Sementara itu, pedagang lainnya akan diarahkan secara bertahap ke kawasan potensial lain, seperti Wijaya Kusuma dan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di Jember.
Penataan ini dilakukan secara kolaboratif bersama DPRD Kabupaten Jember, Forkopimda, serta instansi vertikal seperti Polres, Kejaksaan, dan TNI.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) Kabupaten Jember, Sartini, memastikan bahwa proses distribusi gerobak dilakukan secara transparan dan tepat sasaran melalui pendataan di tingkat kecamatan.
Menyikapi tingginya kebutuhan, Pemkab Jember juga memastikan penambahan gerobak dan rombong pada tahun 2026, dengan fokus wilayah seperti Rambipuji, Tanggul, Balung, Jenggawah, Ambulu, dan daerah lainnya.
Melalui program Gerobak dan Rombong Mlijo Cinta, Pemkab Jember menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan kebijakan yang berpihak pada ekonomi rakyat, menata kota secara berkeadilan, serta membuka pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru demi mewujudkan Jember yang maju, inklusif, dan berdaya saing. (*)
Penulis : Maria Agustina
Editor : Redaksi