
Surabaya, Obor Rakyat – Endang Warga Manukan Sikatan 2 Nomer 25, RT02/RW01 hingga kini belum terealisasi program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Diduga petugas hanya pendataan tanpa memperhatikan skala prioritas.
Dari pantauan media Obor Rakyat rumah yang dihuni hanya 1 orang, yang berstatus Janda tersebut, bagian dapur tampak tersangga dengan kayu dan nyaris ambruk.
“Tak rasa petugas (Rutilahu Kelurahan Manukan Wetan-red) tak teliti, mana yang skala prioritas atau yang tidak,” ujar sumber salah satu Keluarga yang engan disertakan namanya dalam media ini, Selasa (31/10/2023).
Menurutnya, bila memahami tentunya sudah ada tindakan, karena waktu pendataan dan dilanjutkan surve lokasi petugas telah mengambil foto yang mana atap dapur tersangga oleh kayu yang tertopang Almari.
Baca juga: Sosialisasi dan Bagi Sembako Bacaleg DPRD Kota Surabaya, Alif Waluyo Peduli Warga Bibis
“Itu kan bahaya, kayu tampak rapuh dan Lemari buat sanggahan atapnya. Kwatirnya pas lagi masak terus ambruk,” ungkapnya.
Dicontohkannya, pada pemberitaan yang terjadi di Manukan Kasman tempo lalu, penerima manfaat Rutilahu tunggu antrian hingga tahunan akhirnya keburu ambruk
“Dulu kan perna di Kasman, tunggu antrian, namun tak memperhatikan skala prioritas, akhirnya ambuk. Itu sampai dapat perhatian sama pak Armuji, datang langsung beliaunnya,” katanya.
Diyakinkan pula, oleh bapak 3 anak tersebut, rumah milik saudaranya yakni Endang itu, merupakan katagori skala prioritas.
“Saya faham, ada beberapa yang perlu segera dikerjakan. Contoh seperti rumah dengan dinding atau atap yang rusak. Pokok yang berpotensi mengancam keselamatan penghuninya,” imbuhnya.
Sementara ditempat yang sama Endang selaku pemohon berharap segera ada perhatian dari pihak terkait.
Tajk hanya itu, Kekuatiran pun ia lontarkan karena mendekati musim hujan.
“Opo Mane ape wayah e udan udanan ngene iki wedi ambruk (Apalagi mau musim hujan, takut ambruk-indo red),” tutur ibu dua anak dan keduanya sudah berumah tangga masing-masing.
Ditanya berkas-berkas persyaratan serta kelengkapan data, pihaknya meyakinkan sudah terkumpulkan dan di bawa petugas.
“Wes, berkas iko digowo kabe. Wes kurang lebih limang wulanan . Yo mugo mugo ndang digarap, (Sudah, berkas dulu di bawa petugas semua. Sudah kurang lebih 5 bulanan. Semoga segera pengerjaan-red),” harapnya.
Guna keseimbangan dalam pemberitaan, wartawan Obor Rakyat menghubungi Ketua Rutilahu Kelurahan Manukan Wetan yang diketahui bernama Mochammad Sholeh (48) melalui Fanani (40), mengatakan bahwa ada data yang masuk pengajuan dan diterimanya.
“Oh Buk Endang yang rumahnya sebelahnya mas Ferdinand itu ya. Itu dulu saat Lurah lama (Drs. Didiet Budhi Putranto, M.Si-red), oh apa itu, memprioritaskan urgent (mendesak-red) yang kayak pak Mujiono,” terang Ferdinand, melalui salular +62 898-5983-XXX.
Pihaknya pun memahami skala prioritas, bahkan mencotohkan milik rumahnya Mujiono yang atap rumahnya bagian kuda-kudanya rapuh.
“Jadi berita acara Endang tidak ada pada tahun ini,” sebutnya.
Disinggung terkait sumber internal klaim bahwa Ketua Rutilahu tak teliti akan skala Prioritas rumah yang tak layak huni?, ia terkesan membahas topik lainnya dengan dalih acuhan lurah yang lama.
“Eeeeee, dari saya, mengacuh pada lurah yang lama itu, sebenarnya tahun ini kan ada 3 rumah yang digarap. Itu seharusnya tahun depan karena masih layak,” terang kilahnya.
Ditempat berbeda Lurah Manukan Wetan, Bambang Wijanarko saat mengawal giat pendataan Gamis di wilayahnya dan secara kebetulan wartawan Obor Rakyat mengkonfirmasi tindak lanjut program yang digalakkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya, mengatakan, bahwa pihaknya berjanji untuk memprioritaskan, namun untuk kuota tahun ini sudah tak terpenuhi.
“InsaAllah untuk terealisasinya rumah yang di Wilayah njenengan, tahun depan. Kouta tahun ini sudah habis,” pungkas Lurah yang dikenal dekat dan terjun langsung di Masyarakatnya.
Dikutip dari laman Pemkot Surabaya, Webside Surabaya.go.id Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan, bahwa pada tahun 2023, program Rutilahu menyasar 2.700 unit rumah. Sedangkan data hingga bulan Juni 2023, realisasi program ini sudah mencapai 1.200 unit atau sekitar 45 persen.
“Per Juli 2023, selesai 1200 unit atau sekitar 45 persen. Sedangkan yang sudah terkontrak dan proses pengerjaan per Juli 2023, sebanyak 2.200 unit atau 82 persen,” urai Irvan Wahyudrajad.
Adapun dasar hukum program rutilahu adalah Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 9 Tahun 2022 tentang Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Kota Surabaya. (nul)