17 Bulan Tembus Jaringan Mafia, BALAD Grup Resmikan Budidaya Lobster di Vietnam

Situbondo, Obor Rakyat – Setelah perjuangan selama 17 bulan menembus jaringan mafia lobster lintas negara, HRM. Khalilur R Ab. S, yang akrab disapa Jhi Lilur, sukses merealisasikan rencana budidaya Benih Bening Lobster (BBL) di Vietnam.
Founder dan Owner BALAD Grup, HRM. Khalilur R Ab. S di lantai 23 Sheraton Saigon.

Situbondo, Obor Rakyat – Setelah perjuangan selama 17 bulan menembus jaringan mafia lobster lintas negara, HRM. Khalilur R Ab. S, yang akrab disapa Jhi Lilur, sukses merealisasikan rencana budidaya Benih Bening Lobster (BBL) di Vietnam.

Founder dan Owner BALAD Grup (Bandar Laut Dunia Grup) ini mengungkapkan, sejak Jumat, 18 Juli 2025, seluruh urusan bisnisnya di ibu kota Vietnam, Hanoi, telah rampung. Kini, ia dan tim mulai mengembangkan sayap dari Ho Chi Minh City, sebagai basis operasional baru.

“Selama 17 bulan saya dan tim mondar-mandir Jakarta–Hanoi, transit di Ho Chi Minh. Kini, semua urusan di Hanoi sudah paripurna. Saya yakin sudah waktunya melebarkan gerakan usaha di Vietnam,” ujar Jhi Lilur, Minggu (20/7/2025), dari lantai 23 Sheraton Saigon.

BALAD Grup, holding company asal Indonesia, kini tercatat sebagai satu-satunya perusahaan yang memiliki empat anak usaha bermitra dengan empat perusahaan Vietnam melalui skema Joint Venture (JV). Jaringan ini membentang di empat provinsi utama kawasan tengah Vietnam, yakni:

  • Khanh Hoa
  • Phu Yen
  • Binh Dinh
  • Ninh Thuan
Baca Juga :  Bea Cukai Tindak 13.248 Kasus Barang Ilegal Semester I 2025, Mayoritas Rokok Ilegal

Lewat kerja sama ini, BALAD Grup telah membangun kemitraan dengan lebih dari 100.000 nelayan pembudidaya Benih Bening Lobster (BBL) di keempat provinsi tersebut.

Jhi Lilur mengaku ada “panggilan leluhur” yang menguatkan langkahnya untuk bertahan dan berjuang di negeri naga biru tersebut.

Menurutnya, keempat provinsi lokasi budidaya lobster itu adalah bekas pusat utama Kerajaan Champa, kerajaan kuno yang memiliki hubungan sejarah kuat dengan tanah Jawa.

Ia mengklaim merupakan trah ke-15 dari Raja Agung Champa Sri Jaya Singhavarman, serta trah ke-13 dari Sayyid Ali Murtadho (Sunan Gresik) dan trah ke-19 dari Sunan Ampel, tokoh sentral dalam sejarah dakwah Islam di Nusantara.

“Trah bagi saya bukanlah kebanggaan, tapi tantangan yang harus saya jawab dengan pencapaian,” tegasnya.

Selain sektor perikanan, Jhi Lilur menyatakan bahwa BALAD Grup bersama Bandar Indonesia Grup (BIG) tengah mengonsolidasikan ekspansi bisnis di sektor pertambangan dan perdagangan batu bara. Keduanya diarahkan menjadi kekuatan ekonomi regional di Asia Tenggara, terutama Vietnam, sebelum menjawab “panggilan leluhur” berikutnya ke Tiongkok.

“Kini aksi korporasi kami membumi di Vietnam dan sedang berproses menuju konglomerasi,” jelasnya.

Selain dikenal sebagai pengusaha, Jhi Lilur adalah tokoh berdarah bangsawan yang mengaku memiliki garis keturunan dari beberapa tokoh besar Nusantara seperti Sultan Fatah (Demak) dan Pangeran Kanduruhan (Sumenep). Ia menyatakan komitmennya untuk menjadikan bisnis sebagai instrumen pengabdian pada rakyat dan sejarah leluhur. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *