
Bondowoso, Obor Rakyat – Identitas geografis kopi Arabika Ijen asal Bondowoso kembali mendapat pengakuan internasional. Baru-baru ini, sebuah perusahaan kopi di Taiwan meluncurkan produk kopi spesialti yang mencantumkan “Ijen Bondowoso, Indonesia” sebagai asal biji kopi, meskipun proses produksinya dilakukan sepenuhnya di Taiwan.
Penggunaan nama geografis ini bukan sekadar pelabelan semata, melainkan bentuk pengakuan terhadap kualitas dan reputasi global kopi arabika dari lereng Gunung Ijen, Bondowoso. Dengan karakter rasa yang khas, bernuansa fruity, keasaman seimbang, dan body medium, kopi Arabika Ijen semakin diminati oleh pasar internasional, terutama di kawasan Asia Timur.
Indikasi Geografis sebagai Jaminan Mutu
Pencantuman nama “Ijen Bondowoso” pada kemasan kopi yang diproduksi di luar negeri juga berkaitan erat dengan status Indikasi Geografis (IG) yang telah disandang oleh kopi ini. IG adalah bentuk perlindungan hukum atas kekayaan intelektual suatu produk yang memiliki kekhasan karena faktor geografis asalnya.
Menurut ketua DPRD kabupaten Bondowoso, Achmad Dhafir, fenomena ini mencerminkan bahwa reputasi kopi Bondowoso sudah menembus pasar global.
“Ketika negara lain mencantumkan asal geografis Indonesia pada produk mereka, itu berarti kopi kita memiliki nilai jual berbasis identitas. Ini adalah sinyal kuat bahwa petani dan pengusaha lokal perlu memperkuat rantai nilai agar tidak hanya menjadi penyedia bahan baku,” ujarnya, Sabtu (13/9/2025).
Tantangan dan Peluang untuk Industri Kopi Lokal
Meski mendapat pengakuan, ada tantangan tersendiri bagi pelaku industri kopi lokal. Proses pascapanen hingga roasting yang dilakukan di luar negeri membuat nilai tambah ekonomi berpindah ke negara lain. Pemerintah daerah dan pelaku UMKM di sektor kopi diharapkan mampu memperkuat kapasitas produksi dan branding agar kopi Ijen dapat diproses dan dipasarkan sendiri oleh anak negeri.
“Kita patut bangga, tetapi sekaligus perlu mawas diri. Pengakuan internasional harus diimbangi dengan peningkatan mutu di seluruh rantai produksi di tingkat lokal,” kata Ahmad Dhafir.
Meningkatkan Daya Saing Kopi Bondowoso
Untuk menjaga keberlanjutan dan daya saing kopi Arabika Ijen di pasar global, para pemangku kepentingan di Bondowoso perlu mendorong inovasi dalam pengolahan, sertifikasi, serta promosi berbasis digital. Selain itu, sinergi antara petani, koperasi, eksportir, dan pemerintah menjadi kunci dalam menjaga konsistensi kualitas dan identitas kopi Ijen.
Fenomena kopi Bondowoso yang diproduksi di Taiwan, namun tetap mencantumkan asal Indonesia, menjadi refleksi akan pentingnya perlindungan kekayaan intelektual, promosi produk unggulan daerah, dan pembinaan berkelanjutan terhadap komunitas petani kopi lokal. (*)
Penulis: Redaksi