
Surabaya, Obor Rakyat – Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si bersama Pejabat Utama (PJU) Polda Jatim meninjau langsung proses identifikasi korban robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).
Proses identifikasi dilakukan secara intensif oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya.
Irjen Pol Nanang menyampaikan, pendataan korban tragedi tersebut dibagi menjadi tiga kluster utama, yaitu santri, pengurus pondok pesantren, serta pekerja bangunan.
“Data santri dan pengurus sudah mulai terkumpul. Namun, untuk pekerja bangunan, kita masih menelusuri siapa yang bertanggung jawab, termasuk mencari pimpinan proyeknya,” jelas Kapolda Jatim.
7 Korban Meninggal, 1 Selamat, 58 Masih Dicari
Kapolda menegaskan, sejak hari pertama kejadian, prioritas aparat gabungan adalah menyelamatkan korban dalam masa golden time atau 72 jam pascakejadian.
“Selama tiga hari masa golden time, kita berhasil menyelamatkan satu korban dalam kondisi hidup. Sementara enam lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ungkap Irjen Nanang.
Memasuki hari keempat, fokus operasi bergeser ke pembersihan material bangunan agar alat berat bisa dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi.
“Struktur bangunan yang roboh mencapai empat lantai dan menimpa banyak penghuni secara bersamaan. Ini menjadi tantangan besar dalam proses pencarian,” tambahnya.
Hingga kini, tercatat masih ada 58 orang yang belum diketahui keberadaannya. Pada hari ini, tim SAR gabungan kembali menemukan lima jenazah yang kini dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara.
Kolaborasi dengan ITS dan Kementerian PUPR
Untuk mempercepat penanganan, Polda Jatim menggandeng tim ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kolaborasi ini bertujuan memberikan masukan teknis terkait pemindahan reruntuhan bangunan secara aman dan efisien.
“Kami pastikan proses evakuasi berjalan aman. Bantuan dari para ahli sangat penting untuk menghindari risiko tambahan,” ujar Kapolda Jatim.
Identifikasi Korban Dilakukan Menyeluruh
Tim DVI Polda Jatim telah menyiapkan seluruh perangkat medis dan forensik untuk memastikan identitas korban secara akurat. Proses identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan sidik jari, retina, tes DNA, hingga kecocokan properti dan pakaian yang dikenakan korban.
“Kami sedang menangani lima jenazah baru yang ditemukan. Proses identifikasi ini penting agar keluarga yang menunggu bisa segera mendapat kepastian,” kata Irjen Nanang.
Ia juga memastikan bahwa setiap perkembangan informasi akan terus diperbarui melalui posko DVI dan media massa.
“Kami bekerja maksimal. Kami harap rekan-rekan media bisa membantu menyebarluaskan informasi agar keluarga korban tidak terus diliputi ketidakpastian,” pungkasnya.
Perhatian Serius Terhadap Standar Konstruksi
Kapolda Jawa Timur menegaskan bahwa insiden ini menjadi pelajaran berharga mengenai pentingnya kepatuhan terhadap standar teknis dan izin konstruksi.
“Pembangunan apapun harus sesuai spesifikasi teknis dan memiliki izin yang lengkap. Jangan sampai peristiwa seperti ini terulang kembali,” tegas Irjen Nanang Avianto. (*)
Penulis : Ainul Mukorobin
Editor : Redaksi