Cak Anas, Ketua DPWI Jepang dari IKAMA, Jadikan Teknologi Kunci Sukses Pertanian Modern

Jakarta, Obor Rakyat – Ketua Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Keluarga Madura (IKAMA) Jakarta Utara, H. Hanafi mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan Cak Anas, seorang putra Madura yang telah membuktikan kemampuan luar biasa di sektor pertanian modern berbasis teknologi di Jepang.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang IKAMA, Jakarta Utara, H. Hanafi, S.Sos, bersama Cak Anas.

Jakarta, Obor Rakyat – Ketua Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Keluarga Madura (IKAMA) Jakarta Utara, H. Hanafi mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan Cak Anas, seorang putra Madura yang telah membuktikan kemampuan luar biasa di sektor pertanian modern berbasis teknologi di Jepang.

Prestasi ini bukan hanya membanggakan Madura, tetapi juga mengangkat nama Indonesia di kancah internasional.

Cak Anas, yang baru saja dilantik sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Istimewa Jepang (DPWI Jepang) oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat IKAMA, H. Muhammad Rawi, menjadi contoh nyata inovasi dalam agrikultur. Dengan teknologi mutakhir, ia sukses mengelola lahan pertanian seluas 35 hektare bersama istrinya yang berkewarganegaraan Jepang.

“Ini adalah pencapaian luar biasa. Dengan lahan sebesar itu yang dikelola hanya oleh dua orang, Cak Anas telah menunjukkan betapa besar peran teknologi dalam memajukan sektor pertanian. Ini membuktikan bahwa putra Indonesia mampu bersaing di panggung global,” ujar H. Hanafi dengan penuh antusias kepada wartawan pada Jumat (3/1/2025).

Baca juga: Anggota DPD RI, Apresiasi Polda Jatim Sukses Amankan Pilkada Hingga Nataru

Keberhasilan Cak Anas tidak terlepas dari penggunaan teknologi modern yang ia terapkan di lahan pertaniannya. Sistem irigasi otomatis, pemantauan hasil panen berbasis digital, hingga manajemen berbasis data menjadi kunci keberhasilannya. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga memastikan kualitas produk pertanian memenuhi standar internasional.

“Teknologi memungkinkan kami untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan efisiensi yang luar biasa. Lahan 35 hektare ini dikelola seperti sebuah industri yang terukur dan profesional,” ungkap Cak Anas.

Dengan pendekatan ini, hasil panen tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga berpotensi besar untuk ekspor, menjadikannya produk dengan nilai ekonomi tinggi.

H. Hanafi menegaskan, keberhasilan Cak Anas harus menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk melihat sektor pertanian sebagai peluang besar. Ia berharap pemuda Indonesia dapat mengubah pola pikir dari hanya mencari pekerjaan (job seeker) menjadi pencipta lapangan kerja (job creator).

“Pertanian bukan lagi tentang cangkul dan tanah saja. Dengan teknologi, ini adalah sektor masa depan yang menjanjikan. Anak muda harus melihat peluang ini dan memanfaatkannya,” ujarnya.

Keberhasilan Cak Anas juga dianggap selaras dengan visi Presiden Prabowo dalam program swasembada pangan nasional. Pertanian berbasis teknologi adalah solusi strategis untuk menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Keberhasilan Cak Anas telah membawa nama Indonesia diakui di tingkat dunia. Ia membuktikan bahwa anak bangsa mampu bersaing dan berkontribusi secara global dengan inovasi dan kerja keras.

“Cak Anas adalah bukti nyata bahwa Indonesia memiliki talenta luar biasa. Dengan kerja keras, teknologi, dan inovasi, kita bisa mengharumkan nama bangsa di panggung dunia,” tutup H. Hanafi.

Kisah Cak Anas menjadi pelajaran penting tentang bagaimana teknologi dapat mengubah sektor tradisional seperti pertanian menjadi lebih modern, efisien, dan bernilai tinggi. Prestasinya tidak hanya membanggakan, tetapi juga memberikan harapan besar bagi masa depan agrikultur Indonesia. (wh)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *