
Bondowoso, Obor Rakyat – Iuran bulanan senilai Rp10 ribu terhadap siswa di UPTD SPF Sekolah Dasar (SD) Negeri Tegal Mijin 1, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, belakangan ini viral.
Bahkan, iuran tersebut, dianggap pungutan liar (Pungli) yang dilakukan oleh pihak SD Negeri Tegal Mijin 1.
Namun, hal tersebut ditepis oleh Maryati selaku Kepala Sekolah (Kepsek) SD Negeri Tegal Mijin 1.
Menurutnya, iuran bulanan itu adalah untuk program Merdeka pendidikan yang dikelola oleh paguyuban Wali Murid (Walimu).
Baca juga: Jembatan Putus, Warga Dusun Krajan I Desa Dawuhan, Gotong Royong Bangun Jembatan Darurat
“Itu yang mengelola paguyuban Walimu untuk kepentingan pendidikan. Itu bukan Pungli,” timpalnya, belum lama ini.
Paguyuban tersebut, ada ketua, sekretaris, dan bendahara.
“Struktur didalamnya wali murid, mengetahui pihak sekolah,” ungkap Maryati.
Pendidikan, lanjut dia, yang berkualitas tidak hanya bergantung pada guru dan siswa, tetapi juga pada partisipasi aktif wali murid. Salah satu upaya menciptakan sinergi antara sekolah dan orang tua adalah melalui paguyuban Walimu.
Paguyuban Walimu ini merupakan wadah yang dirancang untuk mempererat hubungan antara wali murid, guru, dan siswa.
“Wadah ini menjadi jembatan komunikasi yang efektif dan memberikan ruang diskusi yang bermanfaat,” ujarnya.
Dengan komunikasi yang baik, semua pihak dapat bekerja sama untuk mendukung perkembangan siswa.
Selain itu, paguyuban berfungsi sebagai media untuk membangun silaturahmi yang kuat antara orang tua murid. Hubungan yang harmonis ini menciptakan lingkungan pendidikan yang positif.
“Wali murid juga mendapatkan manfaat berupa peningkatan kesadaran akan pentingnya peran aktif mereka dalam mendukung pendidikan anak. Hal ini menjadi dasar dalam membentuk generasi yang lebih baik,” kata orang nomor satu di SD Negeri Tegal Mijin 1 itu.
Manfaat lain dari Paguyuban Walimu, adalah peningkatan kualitas pendidikan dengan keterlibatan aktif orang tua, sekolah dapat lebih fokus pada pengembangan siswa secara menyeluruh.
Dalam konteks ini, paguyuban membantu meningkatkan kepercayaan antara wali murid dan sekolah. Kolaborasi ini menciptakan suasana yang kondusif untuk kemajuan siswa.
“Melalui paguyuban, siswa juga lebih termotivasi dalam belajar. Kehadiran orang tua dalam berbagai kegiatan sekolah memberikan dukungan moral yang signifikan,” sebutnya.
Seraya menambahkan, paguyuban membantu mengatasi masalah siswa dengan lebih cepat.
“Diskusi yang dilakukan dapat menghasilkan solusi terbaik untuk setiap tantangan yang dihadapi siswa,” imbuhnya.
Ketika ditanya perihal kegiatannya?, dia menyebutkan, bahwa berbagai kegiatan diselenggarakan dalam Paguyuban Walimu, seperti pertemuan rutin yang membahas isu-isu akademik dan non-akademik.
“Diskusi akademik juga menjadi bagian penting, di mana wali murid dapat memahami kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah,’ pungkasnya. (tim)