Bondowoso Gandeng Swasta Kelola Limbah Jadi Pupuk, Desa Bukor Jadi Proyek Percontohan

Bondowoso, Obor Rakyat – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Seven Oceans Agro Industry. Kerja sama ini bertujuan mengelola limbah pertanian dan peternakan seperti kotoran hewan (kohe), urine ternak, dan limbah organik lainnya menjadi pupuk organik ramah lingkungan.
Nota kesepahaman (MoU) antara Pemkab Bondowoso dan PT Seven Oceans Agro Industry.

Bondowoso, Obor Rakyat – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Seven Oceans Agro Industry. Kerja sama ini bertujuan mengelola limbah pertanian dan peternakan seperti kotoran hewan (kohe), urine ternak, dan limbah organik lainnya menjadi pupuk organik ramah lingkungan.

Penandatanganan dilakukan pada Selasa, 8 Juli 2025, di Aula DPKP Bondowoso. Turut hadir sejumlah pejabat Pemkab, mulai dari Kabag Pemerintahan, Kabag Hukum, Kepala DPKP, para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), serta Kepala Desa Bukor, Kecamatan Wringin.

Dorong Perekonomian dan PAD

Kepala DPKP Bondowoso, Hendri Widotono, menyebutkan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara Bupati Bondowoso dan PT Seven Oceans Agro Industry. Fokusnya adalah pengolahan limbah menjadi pupuk organik padat dan cair yang lebih terjangkau dibandingkan pupuk kimia, sekaligus ramah lingkungan.

“Limbah yang diambil oleh perusahaan bukan limbah mentah, tetapi minimal sudah diolah 50 persen. Ini penting untuk menjaga kualitas bahan baku pupuk,” jelas Hendri.

Ia menambahkan, pengolahan limbah ini juga berpotensi diintegrasikan ke dalam skema pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) melalui sistem imbal balik. Masyarakat menyetor limbah ke perusahaan, lalu perusahaan yang membayarkan PBB mereka. “Ini akan membantu masyarakat tanpa membebani mereka, sekaligus menaikkan PAD,” imbuhnya.

Baca Juga :  Pemkab Bondowoso Gandeng PT Seven Oceans, Olah Limbah Kohe Jadi Peluang Ekonomi Warga

Desa Bukor Jadi Role Model

Salah satu yang menjadi perhatian dalam program ini adalah Desa Bukor, Kecamatan Wringin, yang ditetapkan sebagai proyek percontohan. Kepala Desa Bukor, Mathari, menjadi motor penggerak dengan menghimpun limbah dari warga untuk diolah hingga siap jual ke perusahaan mitra.

“Saya mulai dari diri saya sendiri. Warga akan mengikuti kalau sudah melihat hasilnya, bukan hanya teori,” ujar Mathari yang juga menjabat sebagai Ketua Sentra Komunikasi Antar Kepala Desa (Skak) Bondowoso.

Dukungan Akademisi dan Rencana Ekspansi

Dukungan juga datang dari kalangan akademisi. Moehammad Fathorrazi dosen Universitas Jember (Unej) mengapresiasi langkah Pemkab dan berharap program ini terintegrasi dalam skema pertanian dan peternakan berkelanjutan.

“Ini langkah bagus, apalagi kalau bisa mendukung produksi beras organik seperti yang ada di Wonosari. Limbah pertanian bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak di musim kemarau,” katanya, Rabu (9/7/2025).

Fathorrazi juga mendorong integrasi antarinstansi seperti Dinas Peternakan, Pertanian, dan Perindustrian untuk membangun ekosistem pertanian cerdas (smart farming). Salah satu gagasannya yakni menjadikan Rumah Potong Hewan (RPH) menghasilkan daging halal untuk memenuhi kebutuhan Surabaya dan sekitarnya, serta menyediakan cold storage dengan dukungan dari Bank Indonesia.

“Pasokan daging halal dari Bondowoso bisa masuk ke pasar Surabaya lewat tol. Kulit sapinya bisa dijadikan bahan baku kerajinan kulit, seperti yang dilakukan pengrajin Karanganyar,” ujarnya.

Visi Besar: Bondowoso Tiga Pilar Nasional

Jika semua pihak bersinergi, kata Rozi, Bondowoso dapat menjadi tiga pilar ekonomi nasional:

– Penghasil daging halal Indonesia

– Produsen beras organik Indonesia

– Sentra kerajinan kulit nasional

Program ini menjadi harapan baru bagi masyarakat pedesaan, sekaligus strategi memperkuat ketahanan pangan, membuka lapangan kerja, serta menumbuhkan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *