Melalui Dana Desa, Pemdes Sumber Kokap Bondowoso Berhasil Selesaikan Proyek Sumur Bor 

Bondowoso, Obor Rakyat - Lahan kering merupakan lahan dengan ketersediaan air terbatas, kondisi tanah yang kurang subur (minim unsur hara), memiliki tekstur tanah mengandung padas dan berpasir dengan suhu yang sangat tinggi serta kelembaban rendah.
Kepala Desa (Kades) Sumber Kokap, Muklasin, S.T., saat menunjukkan adanya pengeboran air tanah di dataran tinggi.

Pengeborannya di Lahan Kering Dataran Tinggi 

Bondowoso, Obor Rakyat – Lahan kering merupakan lahan dengan ketersediaan air terbatas, kondisi tanah yang kurang subur (minim unsur hara), memiliki tekstur tanah mengandung padas dan berpasir dengan suhu yang sangat tinggi serta kelembaban rendah.

Seperti halnya di Desa Sumber Kokap, Kecamatan Tamankrocok, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, luasan lahan di dataran tinggi yang berpotensi kekeringan mencapai puluhan hektar.

Meskipun demikian, Pemerintah Desa (Pemdes) Sumber Kokap berhasil merencanakan proyek pembangunan pengeboran air tanah di kawasan hutan yang disebut-sebut dataran tinggi itu.

Diketahui secara jelas, pada tahun 2024 kemarin telah mengalokasikan dana desa (DD) ratusan juta rupiah untuk pembangunan pengeboran air tanah sebanyak dua titik yang mencapai tingkat kesempurnaan, sehingga lahan di dataran tinggi yang kondisinya kering, kini menjadi lahan basah (sawah).

Baca juga: Dikonfirmasi Terkait Dana Desa, Kades Plalangan Wonosari “Tak Koperatif”

Kepala Desa (Kades) Sumber Kokap, Muklasin menyampaikan, keberadaan air di bawah tanah sulit dideteksi. Sembarangan bor tanah belum tentu bisa menemukan air. Ternyata mencari air di dalam tanah ada petode ilmiahnya lho, bukan dengan metode mistis bertanya dengan mahluk gaib.

Baca Juga :  Bersumber Dari DBHCHT, Pj Bupati Bondowoso Serahkan Bantuan Alsintan Kepada Puluhan Poktan

Dalam proses pengembangan, kami bekerjasama dengan konsultan dan para ahli yang berpengalaman di bidang ini. Mereka melakukan survei geolistrik terlebih dahulu untuk menentukan lokasi yang tepat membangun sebuah sumur bor.

“Survey geolistrik merupakan metode geofisika yang memiliki tujuan untuk mengetahui sifat-sifat kelistrikan pada lapisan batuan yang berada di bawah permukaan tanah. Dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam permukaan tanah,” ujar orang nomor satu di Desa Sumber Kokap itu, Kamis (23/1/2025).

Menurutnya, tujuan utama dari geolistrik adalah untuk mendeteksi resistivitas dari batuan. Resistivitas atau tahanan jenis merupakan besaran atau bisa disebut juga parameter yang menunjukan tingkat hambatan terhadap arus listrik.

Semakin besar resistivitas pada jenis batuan maka menandakan semakin sulit untuk dialiri arus listrik. Fungsi lain metode geolistrik adalah untuk menentukan sifat-sifat kelistrikan lain dan medan induksi.

“Alhamdulillah, dengan adanya kerjasama ini, kami berhasil, sehingga pasokan air mencukupi untuk mengairi lahan seluas 30 hektar dan memenuhi standar kualitas air yang layak untuk digunakan masyarakat petani,” katanya.

Dengan rampungnya proyek ini, kami berharap bahwa fasilitas ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat desa.

“Selain itu, kami juga berencana untuk melakukan pemeliharaan rutin dan pemanfaatan terhadap sumur bor agar dapat terus berfungsi dengan baik dalam waktu jangka panjang,” ungkap Muhlisin.

Baca Juga :  Polda Jatim Tetapkan Pemilik Penampungan Anak Asuh Sebagai Tersangka Pencabulan

Pemerintah Desa juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Sumber Kokap yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan ini.

“Keberhasilan proyek ini adalah hasil dari kerja sama antara Pemerintah Desa, masyarakat, dan semua pihak,” tandasnya.

Untuk diketahui, pembangunan sumur bor ini merupakan langkah yang sangat penting bagi Desa Sumber Kokap sebagai daerah yang berada di dataran tinggi.

Dengan menggunakan dana desa, Pemerintah Desa Sumber Kokap berhasil membangun dua titik sumur bor dengan teknologi yang modern. Setiap sumur bor dilengkapi pompa, tangki, penyimpanan untuk memastikan pasokan air yang berkelanjutan. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *