
Banyuwangi, Obor Rakyat – Proyek pembangunan revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi dan Asrama Inggrisan kembali menjadi sorotan publik. Proyek senilai Rp152 miliar tersebut masih dalam proses pengerjaan meski telah dimulai sejak tahun 2024.
Proyek ini dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana PT Lince Romauli Raya dan PT Bina Karya (KSO), dengan pengawasan teknis dari PT Delta Buana Konsultan.
Pembangunan ini, konon katanya dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024–2025, di bawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Direktorat Jenderal Prasarana Strategis, melalui Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Strategis Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan dokumen resmi, proyek ini mengacu pada kontrak nomor 569/SPK/Cb16.6.5/2024 dengan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) tertanggal 8 Oktober 2024. Nilai kontrak tercatat mencapai Rp152.000.000.000,00.
Namun, hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Kementerian PUPR, khususnya dari Ditjen Prasarana Strategis maupun Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Strategis di Provinsi Jawa Timur. Upaya konfirmasi kepada pihak kontraktor juga belum membuahkan hasil. Tim hanya mendapati sejumlah pekerja lapangan yang tidak memiliki kapasitas memberikan keterangan teknis terkait progres proyek.
Sorotan publik muncul seiring pentingnya kedua bangunan tersebut dalam mendukung aktivitas ekonomi dan sejarah lokal Banyuwangi. Pasar Induk merupakan pusat perdagangan utama, sementara Asrama Inggrisan dikenal sebagai salah satu cagar budaya bersejarah di kota berjuluk Sunrise of Java itu.
Keterlambatan informasi dan transparansi dari pihak-pihak terkait menimbulkan sejumlah pertanyaan di kalangan masyarakat, terutama mengenai progres pembangunan, pemanfaatan anggaran, dan kepastian penyelesaian proyek.
Pemerhati kebijakan publik, Sudaryanto, Senin (7/7/2025), mendesak agar Kementerian PUPR dan pelaksana proyek segera memberikan keterangan resmi demi menjaga kepercayaan publik serta memastikan akuntabilitas proyek berskala nasional ini. (*)