Investasi Kopi di Cermee Bondowoso : Dari Obrolan Kecil Menjadi Langkah Besar Menuju Pasar Dunia

Karman (Kepala Desa Jirek Mas), H. Yoesril (pengusaha kopi), dan H. Nanang (pengusaha kopi).

Bondowoso, Obor Rakyat – Sebuah langkah inspiratif muncul dari Desa Jirek, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Berawal dari perbincangan sederhana, tercetuslah gagasan besar untuk melakukan invasi dan investasi kopi yang kini berkembang menjadi gerakan nyata mengangkat ekonomi masyarakat pinggiran.

Tokoh lokal H. Yoesri mengambil inisiatif dengan menanam kopi di lahan seluas 50 hektare, tanpa bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Langkah mandiri ini menjadi bukti konkret bahwa pengembangan sektor kopi bisa dilakukan secara swadaya dengan dampak besar, tidak hanya untuk daerah, tapi juga untuk pasar global.

“Kami ingin membuktikan bahwa kopi Bondowoso bisa dikenal dunia meski lahir dari pinggiran,” ujar H. Yoesri, belum lama ini.

Struktur tanah Bondowoso yang subur menjadi anugerah tersendiri bagi tumbuh kembangnya kopi. Meski harga kopi robusta saat ini mengalami lonjakan, arabika Bondowoso justru tumbuh perlahan namun penuh harapan. Potensi kopi arabika yang terus dikembangkan ini menjadi aset berharga bagi industri kopi Indonesia ke depan.

Baca Juga :  Kopi Arabica Ijen Raung Bondowoso Diakui Dunia, Warisan Rasa dari Pegunungan Jawa Timur

Yang menarik, dalam gerakan ini turut hadir Umar Patek, mantan terpidana kasus terorisme yang kini tampil dengan wajah baru. Ia tidak lagi meracik bom, melainkan meracik biji kopi menjadi produk unggulan. Melalui dua merek lokal Ramo Coffee dan Hedon Coffee, Bondowoso mulai unjuk gigi di panggung kopi internasional.

Kopi Bondowoso kini sejajar dengan brand kopi dunia, dikenal lewat cita rasa dan aroma khasnya. Meskipun tanpa dukungan penuh dari institusi besar, kopi Bondowoso tetap berdiri kokoh. Seperti anak yang terlahir piatu, tapi terus berjuang dan membuktikan jati diri, kopi ini menjelma menjadi harapan baru bagi masyarakat lokal dan pecinta kopi global.

“Kopi Bondowoso adalah simbol harapan, tentang bagaimana potensi lokal bisa mendunia meski lahir dari keterbatasan,” ucap H. Muhlis Adirangkul salah satu pegiat kopi setempat.

Baca Juga :  Salah Satu Program Kapolri Humasis "Ditabrak" Kapolsek Benowo, Wartawan di Bentak-bentak

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen masyarakat, kopi Bondowoso tidak lagi hanya untuk dinikmati lokal, tapi juga melambai ke berbagai belahan dunia. Inilah bukti bahwa kopi bukan hanya soal rasa, tapi juga cerita perjuangan. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *