Roadmap Teknik Pertahankan Status Anggota UNESCO Global Geoparks di Bondowoso

kepala Disparbudpora Bondowoso, Mulyadi, S.P., M.M saat memberikan keterangan

Bondowoso, Obor Rakyat – Roadmap teknik mempertahankan Ijen Geopark Bondowoso dalam keanggotaan UNESCO Global Geoparks (UGGg), sudah terkonsep oleh Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG).

Hal ini disampaikan oleh kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Bondowoso, Mulyadi, Kamis (14/9/2023).

Baca juga: Terima Sertifikat UNESCO Global Geopark, Ini Arahan Bupati Bondowoso

Menurutnya, diketahui sebelumnya Ijen Geopark Indonesia yang wilayahnya mencakup Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, telah resmi menerima Sertifikat ‘Global Geopark Network Institutional Member’ periode 2023-2026, di Marrakech, Maroko, pada 9 September 2023 lalu.

“Sertifikat yang diterima langsung oleh Bupati ini menjadi kebanggaan sekaligus penyemangat untuk mempertahankan status Ijen Geopark sebagai bagian dari UGGg atau warisan dunia, yang akan ditinjau setiap dua tahun sekali,” ujarnya.

Untuk mempertahankan status tersebut, kata dia, teknik Roadmap di Bondowoso berbeda dengan Banyuwangi.

Untuk UGGg ini adalah hajatan dua kabupaten, yaitu Bondowoso dan Banyuwangi. Mangkanya sertifikat itu berbunyi Ijen Indonesia, bukan Ijen Banyuwangi atau Ijen Bondowoso.

“Jadi ini merupakan keberhasilan bersama dua kabupaten satu provinsi. Kedepannya bagaimana bisa melestarikan bukan hanya sebatas piagam atau sertifikat penghargaan dari UNESCO, tapi bagaimana kita bersama-sama dengan Banyuwangi untuk melestarikan keindahan alam yang ada di area Ijen ini,” jelas Mulyadi.

Untuk PHIG itu sendiri akan bergerak secara teknik di lapangan, bagaimana mereka melakukan pemberdayaan masyarakat, konfirmasi alam, dan edukasi terhadap masyarakat, serta bagaimana cara melestarikan alam ataupun budaya yang ada di Kabupaten Bondowoso.

“Terkait dengan Roadmap kedepannya, kita agendakan dan sudah ada di PHIG sendiri,” katanya.

Ketika ditanya perihal Roadmap yang dibuatnya apakah dari kabupaten Banyuwangi?. Tentu tidak, kita memang ada tim teknik dari provinsi Jawa Timur. Di Kabupaten itu ada PHIG.

Tetapi segala sesuatu untuk yang teknik ada petunjuk tersendiri dari provinsi, namun untuk skala pelestarian dikembalikan lagi kepada kebijakan daerah terhadap kearifan lokal yang ada di masing-masing Kabupaten.

“Kearifan lokal, antara Bondowoso dengan Banyuwangi tidak sama. Seperti budaya, di sana punya Gandrung, kami punya Singo Ulung dan tari Molong Kopi,” pungkasnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *