
Bondowoso, Obor Rakyat – Masyarakat lansia dan penyandang disabilitas menghadapi beban berat, seperti kenaikan biaya hidup dan ketergantungan pada pihak lain. Kondisi ini menambah kerentanan mereka terhadap kemiskinan.
Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) melalui program “Atensi” menjawab tantangan tersebut lewat program permakanan lanjut usia tunggal
Program ini menyediakan makanan bernutrisi untuk lansia tunggal dan penyandang disabilitas.
Disisi lain, program Permakanan ini juga memberikan dampak berganda pada masyarakat.
Dampak tersebut meliputi peningkatan ekonomi lokal, penguatan kelembagaan masyarakat, dan pengurangan beban pengeluaran keluarga.
Hal ini terbukti di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang dikelola oleh kelompok masyarakat (Pokmas) di 19 Kecamatan.
Kapriyanto, pengelola permakanan yang juga penggiat pertanian di Kecamatan Pujer, menyebutkan, bahwa Program Permakanan membuktikan keberhasilan intervensi sosial yang melindungi kelompok rentan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal.
Menurutnya, dampak adanya Program Permakanan di Bondowoso dari tahun 2022 hingga 2025, sudah banyak meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya masyarakat yang awalnya menganggur, hari ini bisa mendapatkan pekerjaan di beberapa kecamatan untuk menjadi pengelola program permakanan, di antaranya :
“Masyarakat yg menganggur bisa menjadi juru masak, juru kirim dan lain-lainnya,” ujarnya, Rabu (19/3/2025).
Dan ini, sudah terasa dari tahun 2022 hingga 2025, selain hal tersebut yang sangat terasa tingkat penurunan kematian Lansia tunggal di Bondowoso sangat turun drastis.
“Mengapa, karena adanya program ini, Lansia Tunggal atau sendirian itu akan terfasilitasi pemberian makanan dengan memiliki kebutuhan dasar pangan dan nutrisi gizi yang baik, sesuai tupoksi Kementerian kesehatan, dan juga dari SOP Kementerian Sosial, selain itu program ini juga sangat mengedepankan nilai gotong royong” jelas Kapriyanto.
Ada beberapa daerah, masyarakatnya sudah bisa menggalakkan perekonomian pertanian lokal.
“Karena tidak sedikit teman-teman Pokmas atau masyarakat sekitar mengembangkan pertanian yang kemudian digunakan sebagai bahan baku kebutuhan bahan pokok untuk progam Permakanan, hal tersebut terjadi simbiosi antar kecamatan. Kita bisa langsung beli sayur ke petani sekitar, beli beras di tempat proses penggilingan sekitar, sehingga di sana ada proses ketahanan pangan lokal yang terjadi di sekitar pengelola program permakanan, selain harga stabil perekonomian petani lokal berjalan siknifikan,” ungkapnya.
Kemudian, lanjut Kapriyanto, kalau ini ditingkatkan lagi, harapan kami ada pemetaan wilayah hasil pertanian, sehingga Bondowoso memiliki potensi-potensi yang menjadi lumbung pangan, karena nanti kita menghadapi Swasembada pangan.
“Jadi adanya Program Permakanan ini, kebutuhan akan pertanian sangat dibutuhkan, seperti kebutuhan sayur, buah, beras, daging, telur dan ikan,” katanya sambil mengimbuhkan, program ini kalau berlangsung dengan baik, Insyaallah tingkat masyarakat akan lebih baik. (tif)