Aktivis 98 Soroti Minimnya Peran Aktivis Abad 21: “Gerakan Baru Jangan Ditunggangi Masa Lalu”

Situbondo, Obor Rakyat — Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari salah satu tokoh Aktivis 98 yang memilih untuk tidak disebutkan namanya. Dalam sebuah undangan terbuka yang ditujukan kepada wartawan, ia menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap masih dominannya peran Aktivis 98 dalam dinamika gerakan sosial-politik Indonesia, 27 tahun setelah reformasi 1998.
Ilustrasi.

Situbondo, Obor Rakyat — Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari salah satu tokoh Aktivis 98 yang memilih untuk tidak disebutkan namanya. Dalam sebuah undangan terbuka yang ditujukan kepada wartawan, ia menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap masih dominannya peran Aktivis 98 dalam dinamika gerakan sosial-politik Indonesia, 27 tahun setelah reformasi 1998.

“2025 dikurangi 1998 adalah 27. Bahkan sudah beda abad. Tahun 1998 adalah abad ke-20, sementara kini kita berada di abad ke-21,” ujarnya dalam pernyataan tersebut, Minggu (31/8/2025).

Ia mempertanyakan ke mana perginya aktivis-aktivis muda Indonesia masa kini. Ia merasa aneh ketika mengetahui bahwa yang akan menggelar jumpa pers dan menyuarakan tuntutan adalah kelompok Aktivis 98—generasi lama yang seharusnya sudah menjadi bagian dari sejarah.

Kritik Terhadap Dominasi Aktivis Senior

Dalam narasinya, ia mengingatkan agar generasi aktivis baru tidak membiarkan gerakan mereka “diklaim” oleh generasi terdahulu. Bahkan, ia menyinggung soal fenomena aksi yang “menumpang” pada gerakan ojek online (Ojol) yang sedang memperjuangkan nasib rekannya yang menjadi korban kecelakaan.

“Dulu, saat kami mahasiswa, kami tidak mau gerakan kami diklaim oleh Aktivis 72, 80-an, atau 90-an. Aktivis 98 ya Aktivis 98. Gerakan kami murni, independen, dan didorong oleh idealisme,” tegasnya.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Kumpulkan Pimpinan Lembaga Negara dan Parpol, Bahas Situasi Nasional dan Kebijakan DPR

Dukungan untuk Pemerintahan Baru

Menariknya, dalam pernyataan tersebut, sang aktivis juga menyampaikan sikap politik yang cukup moderat terhadap pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

“Beri Prabowo Subianto kesempatan menyelesaikan kepemimpinannya. Terlalu mahal biayanya jika Aktivis Abad 21 harus mengganti presiden,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga independensi gerakan dari kepentingan politik, terutama dari aktor-aktor yang memiliki rekam jejak korupsi.

Ajakan untuk Aktivis Muda

Pernyataan itu diakhiri dengan seruan terbuka kepada generasi muda untuk mengambil peran lebih besar dalam perubahan bangsa. Ia menyebut aktivis abad ke-21 sebagai tonggak menuju “Indonesia Emas”, dan menantang mereka untuk membersihkan negeri dari para durjana.

“Selamat datang di dunia gerakan Indonesia, wahai Aktivis Abad 21. Bergeraklah. Bersihkan Indonesia dari para durjana. Di tangan kalian, mimpi Indonesia Emas wajib menjelma,” pungkasnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *