
Direktur Pusat Media dan Demokrasi LP3ES, sebut kerusuhan terjadi karena elite politik mengingkari amanah reformasi.
Jakarta, Obor Rakyat – Gelombang kerusuhan yang melanda Jakarta dan sejumlah daerah lain di Indonesia belakangan ini dinilai sebagai dampak dari semakin lebarnya jarak antara elite politik dan masyarakat.
Hal ini disampaikan Direktur Pusat Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto, dalam sebuah webinar bertajuk “Menyalakan Lilin Kegelapan: Refleksi dan Keprihatinan Bersama Masyarakat Sipil”, Minggu (31/82025).
Menurut Wijayanto, kegagalan elite politik dalam menjaga kedekatan dengan rakyat telah terjadi jauh sebelum eskalasi kerusuhan muncul. Ia menilai bahwa reformasi yang telah diperjuangkan sejak 1998 kini telah kehilangan arah.
“Reformasi hari ini telah mati. Amanah reformasi diabaikan. Supremasi hukum, pemberantasan KKN, dan penyelesaian pelanggaran HAM tidak lagi menjadi prioritas,” ujar Wijayanto dalam pemaparannya.
Ia menegaskan bahwa pengingkaran terhadap cita-cita reformasi tersebut menjadi penyebab utama kekecewaan publik, yang akhirnya melahirkan kegaduhan sosial dari Aceh hingga Papua.
Dalam kesempatan itu, Wijayanto mengimbau seluruh elite politik, baik di tingkat eksekutif maupun legislatif, untuk kembali menegakkan prinsip-prinsip dasar reformasi.
“Kunci utama untuk memulihkan kepercayaan rakyat adalah dengan kembali kepada amanah reformasi. Tanpa itu, jarak antara elite dan rakyat akan makin melebar dan instabilitas sosial akan terus terjadi,” tegasnya.
Pernyataan ini menjadi refleksi keras terhadap kondisi demokrasi dan tata kelola pemerintahan di Indonesia saat ini. Masyarakat sipil pun didorong untuk terus mengawal jalannya reformasi agar tidak semakin menjauh dari cita-cita awalnya. (*)