Minta Stampel Surat Pengantar Pindah KK, Oknum RW di Kelurahan Benowo Surabaya Meminta Uang 300 Ribu

Ilustrasi
Pemohon: Pak Eri Cahyadi Wajib Tahu

Surabaya, Obor Rakyat – Oknum Rukun Warga (RW) di Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, berinisial R menarget Rp 300 ribu kepada pemohon untuk surat pengantar tambah penduduk di wilayahnya.

Hal itu di utarakan langsung melalui telepon selulernya kepada pemohon, Jum’at (8/9/2023).

Baca juga: Pemkab Bondowoso Bersama Unair Surabaya Gelar Audiensi dan Koordinasi Pelaksanaan Desa Emas

Dikatakan inisial AM (36) selaku pemohon melalui media ini, menceritakan awal mula dirinya hendak memindahkan Kartu Keluarga (KK) anaknya ke tempat tinggal kakak kandungnya yang sama-sama di kota Pahlawan, yakni Surabaya.

“Saya sebagai pemohon, berawal saat pengurusan pindah KK anak saya, lantas saya dengan istri menghadap ke pelayanan Balai RW di Benowo, disana ada petugas dan dilayani,” ujar bapak 3 anak ini.

Lanjut AM, ia lantas disuguhkan beberapa lembar surat yang harus di isi, dan semua berkas terisi dan petugas pun memberi nomor telpon guna nantinya ada perkembangan untuk dihubungi.

“Lantas berkas tersebut saya titipkan kepada Kakak kandung saya. Kurang lebih dua Minggu tidak ada petunjuk lanjutan. Lalu diarahkan untuk minta surat kepada RT/RW setempat,” ujar AM yang berprofesi sebagai Wartawan ini.

Mengingat pekerjaan liputan yang padat, lantas pemohon meminta bantuan kakaknya untuk mengikuti prosedur yang ditetapkan melalui Pemerintah Kota (Pemkot) itu.

Kagetnya kakak telpon saat saya liputan di Sektor Tandes, katanya di mintai Rp 300 ribu sebagai administrasi.

“Nanum kakak saya hanya bawah Rp 50 ribu dan tidak diterima. Lantas saya meminta nomornya untuk konfirmasi kebenaran kabar tersebut,” ujar keluhnya.

Sambung katanya, ia menghubungi melalui telpon 08564606XXXX kepada oknum RW tersebut, ternyata benar meminta Rp 300 ribu yang digunakan kebutuhan kerja bakti.

“Eeee sampean masuk (pindah-red) Benowo ya, eeee kalau masuk Benowo Surabaya mas, dari dulu ada Administrasi nya. Saya tidak mengurangi atau menambahi, dari dulu 500 sekarang saya cuma 300,” ujar menirukan pembicaraan oknum RW tersebut.

Lanjut telpon yang secara otomatis menyimpan file rekaman itu, ia berkata bahwa nantinya uang tersebut dipergunakan untuk pembangunan, kegiatan seperti acara acara di lingkup wilayahnya.

“Iya mas, digunakan untuk keperluan di RW mas, seperti kerja bakti,” ujarnya.

Ditambahkannya ini menjadi preseden buruk terhadap kinerja pemerintahan, apalagi Wali Kota Surabaya, gencar gencarnya mengultimatum pada jajarannya untuk tidak melakukan pungli.

“Ini pak Walikota harus tahu, saya tidak ada tendensi apapun, hanya sebagai kritikan yang membangun,” tegasnya.

Sementara ditempat terpisah, drs. Mustofa Khoilil, saat dihubungi Wartawan, melalui +62 813-3131-XXXX guna menanyakan iuran Rp 300 ribu yang seharusnya tidak terjadi di pemerintahan kota khususnya Surabaya, belum ada tanggapan, meskipun ponsel terlihat berdering tanda telpon masuk.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak pemohon akan mengkonfirmasi pihak jajaran mulai, Lurah, Camat hingga dinas terkait tingkat Kota.

Perlu diketahui, Wali kota Surabaya, Eri Cahyadi itu menegaskan, jangan sampai ada jajarannya di lingkup pemkot yang menerima atau meminta uang, ketika ada warga sedang mengurus perizinan. Bila itu terjadi, maka ia tak segan memberhentikan oknum yang terlibat.

Tak hanya itu Cak Eri juga meminta kepada warga untuk tak segan melapor, jika ada oknum ASN yang meminta minta untuk keperluan apapun. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *