
Bondowoso, Obor Rakyat – Tim peneliti dari Progam Studi Teknik Pertambangan Universitas Jember, melakukan penelitian di Ijen Geopark di Bondowoso.
Ada beberapa temuan dari hasil penelitian ini, salah satunya adalah kualitas air di geosite kompleks mata air panas Blawan.
Dosen pendamping dari Universitas Jember, Aminah menjelaskan, tujuan penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat dan pihak pengelola tentang kualitas air panas dan kandungan mineralnya.
Menurutnya, penelitian dilakukan dengan metode smapling di beberapa sumber mata air panas yang tersebardi 17 mata air panas di sepanjang alur aliran sungai.
Baca juga: Gelar FAM Trip, Disparbudpora Bondowoso Gandeng Media Promosikan Destinasi Wisata Wilayah Ijen
“Tahapan penelitian meliputi survei, pengambilan sample, uji laboratorium, analisa, sosialisasi, diskusi dan pelaporan,” ujar Aminah, dikutip dari rilisan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bondowoso, Rabu (18/10/2023).
Hasil sementara yang diperoleh, Aminah menyebutkan, bahwa standar baku mutu air panas Blawan masih memenuhi persyaratan kelayakan, berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 tahun 2017 yaitu maksimal sebesar 25 NTU.
“Hasil penelitian ini telah disosialisasikan pada Minggu, 14 Oktober 2023, di lokasi geosite kompleks Mata Air Panas Blawan dihadapan peserta yang terdiri dari guru dan siswa pada lembaga pendidikan, SD, SMP dan SMK, di sekitar geosite, serta pengelola geosite,” katanya.
Sementara itu, Tinggal S. Pamular, selaku pendamping geologi dari Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG), menyatakan, melalui adanya kerjasama dengan lembaga Perguruan Tinggi, akan lebih memperkaya nilai ilmiah pada warisan geologi yang ada di kawasan Ijen Geopark.
“Harapannya, ke depan, kerjsama ini semakin berkembang dan bisa mencakup terhadap 3 pilar Geopark yaitu konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” terangnya.
Melalui edukasi tersebut, pelajar Ijen diharapkan lebih mengenal potensi yang ada di wilayahnya, sehingga secara bertahap akan menjadi embrio terhadap pengembangan Ijen Geopark ke depan.
“Melalui pengembangan nilai-nilai konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” papar pengurus PHIG itu.
Ia pun menilai, pengembangan Geopark membawa paradigma baru dengan potensi warisan Geologi (Geoheritage), keanekaragaman hayati (Biodiversity), dan budaya (Cultural diversity) yang merupakan satu kesatuan.
“Hal ini menjadikan Geopark menjadi sebuah paradigma pembangunan baru yang menjanjikan. Tidak hanya dari sisi konservasi tapi juga nilai edukasi,” ungkapnya.
Dalam pengembangan Ijen Geopark juga mempentingkan edukasi, selain pilar konservasi, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan ekonomi.
“Pengembangan edukasi diwujudkan dengan bentuk kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di di Kawasan Ijen Geopark,” sebut Tinggal S sapaan lekatnya.
Seraya menambahkan, bentuk kerja sama ini ditekankan pada nilai saling berbagi informasi terkait penelitian dan kajian yang dilakukan di Ijen Geopark.
Ijen Geopark menjadi peluang penelitian yang sangat besar baik dilihat dari nilai Geologi, fungsi konservasi, pariwisata, ekonomi, pemberdayaan, flora fauna, dan lainnya.
“Inisiasi kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan di bidang geologi perlu terus dikembangkan, mengingat potensi besar yang ada di tiap Geosite sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut,” pungkasnya. (**)