
Bondowoso, Obor Rakyat – Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Bondowoso menggelar doa bersama, pembacaan Rotibul Haddad dan Khotmil Qur’an pada Sabtu (28/6/2025) di wilayah Nangkaan, RT 10 RW 03, mulai pukul 10.00 WIB.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pengasuh pondok pesantren, ketua yayasan, serta kepala madrasah diniyah se-Kabupaten Bondowoso.
Acara yang diawali dengan pembacaan Rotibul Haddad ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso, As’ad Yahya Syafi’i, perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) Bondowoso melalui Kasi PD Potren, Moh. Ali Masyhur, Plt Lurah Nangkaan, Megawati, dan Penasehat FKDT.
Ketua DPC FKDT Bondowoso, Ustad Bahrullah, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai wujud spiritualitas kolektif, tetapi juga sebagai sarana menyampaikan aspirasi dan perjuangan para guru madrasah diniyah (Madin). Ia menyerukan kepada seluruh lembaga untuk mengkhatamkan Al-Qur’an sebagai bentuk permohonan keberkahan dan keselamatan bagi Kabupaten Bondowoso.
“Melalui pembacaan Rotibul Haddad dan Khotmil Qur’an ini, kami berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan kebutuhan Madin dan kesejahteraan para Asatidz,” ujarnya.
Sejak memimpin DPC FKDT Bondowoso pada tahun 2020, Ustad Bahrullah konsisten memperjuangkan hak guru Madin, terutama terkait insentif gaji yang dinilai masih belum sesuai harapan.
Ia menegaskan agar pemberian insentif tidak diambil dari dana BOSDA, karena hal itu bertentangan dengan janji politik Bupati saat kampanye di gedung Nahdlatul Ulama beberapa waktu lalu.
“Kami hanya menagih janji Bupati soal insentif guru Madin. Jangan dari BOSDA, seperti yang dijanjikan sebelumnya,” katanya.
Menanggapi hal itu, Wabup Bondowoso memberikan pernyataan singkat, “Bersabar dulu, Ustadz. Anggaran daerah memang sedang mengalami efisiensi. Tapi akan saya sampaikan hal ini ke Bupati,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi PD Potren turut memberi semangat kepada para pengelola lembaga Madin agar tetap optimis meski menghadapi keterbatasan anggaran.
“Kuncinya ada pada perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Teruslah berinovasi dan berjuang,” pungkas Moh. Ali Masyhur.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi FKDT untuk menumbuhkan semangat perjuangan sekaligus menyuarakan aspirasi terkait peningkatan mutu pendidikan agama dan kesejahteraan tenaga pendidik di Kabupaten Bondowoso. (*)