
Jakarta, Obor Rakyat – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Barisan Pemuda Nusantara (DPP Bapera), Fahd El Fouz A Rafiq, menyebutkan, Indonesia harus siap menyambut perang dunia ke III, dunia hari ini dalam masa transisi. Jika saat ini diawali oleh perang dagang dan teknologi, maka akan diakhiri dengan perang militer.
Hal ini diungkapkan oleh, Fahd El Fouz A Rafiq, di salah satu Resto Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya, dunia hari ini seperti tahun 1900 an, negara eropa hari ini tegang di wilayah jajahannya. Negara eropa dari dulukan hobinya perang seperti Jerman (Nazi), Romawi, Mongol dan Amerika. indonesia menjadi negara selatan yang menjadi korban pihak utara. Pada kesempatan ini Indonesia harus mampu mengambil keuntungan dari perang yang berkecamuk di belahan bumi utara.
“Jika indonesia mampu memanfaatkan hal ini kita bisa untung banyak. Sebagai poros ke III,” ujarnya.
Baca juga: Ketum DPP Bapera Angkat Bicara, Saya Tahu Siapa Lawan Debat yang Pas Untuk Rocky Gerung
Fahd melanjutkan, dalam 500 tahun terakhir ada tiga mata uang cadangan yang sifatnya fluktuatif, yaitu kerajaan belanda, ingrris serta Kenaikan dan penurunan juga terjadi di awal kekaisaran USA dengan dollar nya. Di ikuti kemunduran negeri Paman Sam dan kebangkitan Kekaisaran Tiongkok dengan mata uang renmimbinya.
Naik turunnya bangsa Spanyol, Jerman, Francis, India, Jepang, Rusia, Usmaniyah beserta banyak konfliknya itu signifikan dan juga 4 negara yang pernah menjadi penguasa dunia seperti belanda, inggris amerika dan cina.
“Yang perlu di catat Pola kekuasaan itu setiap 250 tahun sekali dengan periode transisi 10 sampai 20 tahun. Masa transisi adalah konflik besar. Karena negara-negara maju tidak akan mengalami pwrubahan tanpa adanya konflik,” jelas Fahd, sapaan lekatnya.
Lebih Lanjut Mantan Ketum DPP KNPI ini, mengulas juga soal Kekuatan sebuah negara dapat di ukur dari pendidikan, daya cipta dan pengembangan teknologi, daya saing global, output ekonomi, pangsa pasar dunia perdagangan, kekuatan militer, finansial. Pasar modal dan kekuatan mata uang sebagai cadangan devisa.
Fahd mengulang kembali, Kebangkitan dan kemunduran sebuah kerajaan pada umumnya mayoritas pendidikan yang lebih baik fokus mengarah pada peningkatan inovasi dan pengembangan teknologi serta pendirian mata uang sebagai cadangan, Indonesia di posisi berapa?.
“Kemudian kekuatan yang dimiliki tadi akan menurun dalam urutan yang sama satu sama lain. Tipenya peristiwa yang terjadi di suatu negara menyebabkan terjadi penurunan yang saya sebutkan tadi. Singkatnya siklus besar di mulai dari konflik besar. Seringkali perang menghasilkan kekuasaan dan pemimpin menuju tatanan dunia baru. Dikarenakan tidak ada seorang pun yang menantang kekuatan ini,” katanya.
Periode damai dan kemakmuran akan menyusul. Biasanya jika seseorang terbiasa dengan damai dan makmur mereka semakin yakin hal ini akan berlanjut.
“Yang mana akhirnya mereka akan meminjam uang yang mengarah pada gelembung finansial otomatis pangsa perdagangan kekaisaran yang menang perang akan tumbuh,” sebutnya.
Transaksi itu dilakukan dengan menggunakan mata uang negara yang sedang berkuasa seperti dollar,renmimbi poundsterling, gulden, dan lain-lainya. Yang menjadikan mata uang cadangan mereka menyebabkan lebih banyak pinjaman.
Alur selanjutnya. disaat yang sama peningkatan kemakmuran ini mendistribusikan kekayaan secara tidak merata. Jadi kesenjangan kekayaan biasanya akan tumbuh diantara keduanya.Yang kaya punya dan miskin tidak punya. Pada akhirnya gelembung keuangan pecah. Otomatis hal ini akan mengarah pada percetakan uang masif yang pada akhirnya terjadilah konflik internal antara orang kaya dan orang miskin yang menyebabkan beberapa kelompok membentuk revolusi untuk mendistribusikan kembali kekayaan.
“Hal ini dapat terjadi secara damai ataupun perang saudara, dan itu terjadi terus menerus dan pengulangan sejarah kembali,” sebutnya.
Disisi lain kekaisaran yang berjuang dengan masalah konflik internal tadi kekuatannya berkurang dibandingkan dengan kekuatan eksternal. Akhirnya pesaingnya meningkat, ketika kekuatan baru sedang bangkit dan cukup kuat untuk bersaing dengan kekuatan dominan yang sudah rusak urusan domestiknya.
“Konflik eksternal paling sering terjadi, perang merebutkan tempat diantara perang internal dan eksternal ini akan menghasilkan pemenang dan pecundang baru. Setelah itu para pemenang berkumpul dan menciptakan tatanan dunia baru( pembagian wilayah bekas jarahan) dan siklus itu akan terjadi lagi dalam waktu dekat,” tegas Ketum DPP Bapera itu.
Dikatakan perang dunia jika banyak negara sudah terlibat perang seperti di Benua Eropa, Amerika, Afika, dan Asia, khususnya kawasan timur tengah.
Satu hal lagi jika Amerika sudah terdesak dalam perang ini, maka mau tidak mau harus melepaskan Gozila dari kerangkengnya yaitu Bangsa jepang. Sebelumnya negeri sakura adalah aktor utama perang dunia ke II. Pasca perang jepang terkena sanksi tidak boleh memiliki angkatan bersenjata.
“Perlu di ketahui bersama Bangsa Jepang sedang membangun kembali kekuatan militernya secara massif untuk mengantisipasi serangan Tiongkok dan Korea Utara atas izin USA,” pungkasnya. (*)